"Kenapa tidak mempersilahkan Kak Boi?"
"Maaf ya Kak Boi. Tini menyaut dan mempersilahkan Kak Boi duduk."
Suasana cukup bersahabat walau mereka berbeda tingkat kelas. Entah mengapa Tini dan Raka meninggalkan tempat itu. Sisca bingung dan canggung berhadapan dengan Boi.
"Sis, waktu SMP kamu kelas C ya? Kan kamu yang ikut di OSIS bidang seni? Betul kan?" Boi melempar pertanyaan sambil menggaruk kepalanya.
"Ya, bener semuanya."
"Sis, kamu...kamu tambah dewasa sekarang." Tak sengaja tatapan mereka beradu. Ada perasaan lain yang terasa menjalar di tubuh Sisca.
Sisca lalu menjawab." Ya, umurku kan bertambah."
"Kok, jawaban kamu pendek-pendek?"
"Aku takut salah kakak."
Sampai disitu, bel berkumpul terdengar. Sisca mohon pamit. Dia sempat memandang Boi. Dia kagum ternyata Boi gagah dan tegap. Masuk akal, sebentar lagi dia tamat di SMA.
Tiga hari mengikuti MOS, ada yang beda dirasakanSisca. Suasana sangat akrab. Regu mawar menjadi regu yang disegani oleh kakak pembina. Mungkin karena anggotanya banyak yang alumni pengurus OSIS waktu di SMP. Aku, Cendi, Jajak, Toni, dan yang laiinnya. Beban selama tiga hari tidak terasa.