Mohon tunggu...
Devita Wijayanti
Devita Wijayanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWI UNIVERSITAS MERCU BUANA | PRODI S1 AKUNTANSI | NIM 43223010180

Mata Kuliah: Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB. Dosen Pengampu: Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG Universitas Mercu Buana Meruya Prodi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Kemampuan Memimpin Diri dan Upaya Pencegahan Korupsi dan Etik: Keteladanan Mahatma Gandhi

21 Desember 2024   21:50 Diperbarui: 21 Desember 2024   21:50 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Modul PPT Dosen: Prof. Dr, Apollo, M.Si. Ak

3. Puasa (Laku Prihatin)

Bagi Gandhi, puasa bukan sekadar menahan diri dari makanan; itu adalah cara untuk membersihkan jiwa, menunjukkan solidaritas dengan mereka yang menderita, dan menguatkan moralitas. Puasa mengajarkan pentingnya pengendalian diri, menolak keinginan material, dan dedikasi penuh terhadap prinsip moral dalam mencegah korupsi.

Puasa sebagai bentuk pengendalian diri sangat penting dalam ajaran Gandhi. Ia percaya bahwa kemampuan untuk menahan diri dari keinginan material adalah langkah awal menuju kehidupan yang lebih bermakna dan bebas dari korupsi. Dengan mengendalikan nafsu, individu dapat lebih fokus pada pencarian kebenaran dan keadilan.

Melalui puasa, Gandhi menunjukkan solidaritas kepada mereka yang menderita akibat ketidakadilan sosial. Ia menggunakan puasa sebagai alat protes untuk menarik perhatian terhadap masalah-masalah yang dihadapi masyarakat. Dengan cara ini, ia tidak hanya berjuang untuk dirinya sendiri tetapi juga untuk kepentingan orang lain.

4. Anti Kekerasan

Prinsip anti kekerasan yang dipegang oleh Gandhi mencakup menghindari sepenuhnya tindakan agresif. Ia yakin kekerasan fisik dan verbal hanya akan meningkatkan ketidakadilan. Untuk mendorong perubahan sosial dan politik, Gandhi menggunakan metode satyagraha, atau perlawanan tanpa kekerasan.

Satyagraha adalah metode perjuangan yang menekankan pada keteguhan hati dalam menghadapi penindasan tanpa menggunakan kekerasan. Melalui satyagraha, Gandhi menunjukkan bahwa kekuatan moral dapat lebih efektif daripada kekuatan fisik dalam mencapai tujuan sosial dan politik.

Kekuatan utama dalam kepemimpinan menurut Gandhi adalah keteguhan moral dan keberanian untuk menghadapi ketidakadilan tanpa menggunakan kekerasan. Ia percaya bahwa pemimpin sejati harus memiliki integritas dan keberanian untuk berdiri teguh pada prinsip-prinsip moral meskipun menghadapi tantangan besar.

5. Keteguhan Hati

Dalam setiap perjuangannya, Gandhi selalu menunjukkan keteguhan hati. Ia menunjukkan bahwa tetap teguh pada prinsip moral meskipun menghadapi kesulitan besar adalah kunci untuk transformasi yang signifikan.

Keteguhan hati mengajarkan pentingnya komitmen terhadap integritas, bahkan ketika dipaksa untuk berkompromi dalam hal pencegahan korupsi. Gandhi menunjukkan bahwa integritas bukanlah sesuatu yang bisa dinegosiasikan; itu adalah nilai inti yang harus dijunjung tinggi oleh setiap individu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun