Mohon tunggu...
Devita Wijayanti
Devita Wijayanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWI UNIVERSITAS MERCU BUANA | PRODI S1 AKUNTANSI | NIM 43223010180

Mata Kuliah: Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB. Dosen Pengampu: Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG Universitas Mercu Buana Meruya Prodi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diskursus Gaya Kepemimpinan Aristoteles

24 Oktober 2024   20:31 Diperbarui: 24 Oktober 2024   20:47 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

6. Etika Kepemimpinan dan Kebajikan

Etika kepemimpinan dan kebajikan menurut gaya kepemimpinan Aristoteles merupakan prinsip-prinsip dasar yang diajarkannya dalam teori politik dan etika. Berikut adalah penjabaran detail tentang etika kepemimpinan dan kebajikan menurut Aristoteles:

  • Kebajikan Moral (Virtue Ethics)

Aristoteles menekankan bahwa kepemimpinan yang baik harus didasarkan pada kebajikan moral (virtue ethics). Dalam karyanya Nicomachean Ethics, ia menguraikan bahwa orang yang berkuasa harus memiliki kebajikan (arete) yang tinggi, terutama dalam konteks keadilan, kebijaksanaan, dan keberanian. Kebajikan ini bukanlah bawaan lahir, tetapi sesuatu yang bisa dikembangkan melalui kebiasaan baik dan pendidikan yang benar.

  • Prinsip Tengah-Tengah

Aristoteles menyebut kebajikan sebagai "tengah-tengah" antara dua ekstrem. Misalnya, keberanian adalah jalan tengah antara kepengecutan dan kecerobohan. Seorang pemimpin yang baik harus mampu menyeimbangkan keputusan dan tindakan yang tepat di antara dua ekstrem dalam menjalankan pemerintahan.

  • Akhlak yang Mulia

Pemimpin yang ideal harus memiliki akhlak yang mulia. Mereka harus dapat mengendalikan hawa nafsunya dan memiliki karakter yang baik. Pemimpin yang bijaksana harus dapat mengendalikan emosi dan berfokus pada apa yang terbaik untuk keseluruhan negara atau komunitas.

  • Rasio dan Logika dalam Kepemimpinan

Menurut Aristoteles, manusia adalah zoon politikon, atau "mahluk politik," yang secara alami hidup dalam komunitas dan memiliki kemampuan untuk menggunakan akal budi (rasio) dalam bertindak. Pemimpin yang ideal harus menggunakan akal dan logika dalam mengambil keputusan politik yang tidak hanya menguntungkan dirinya sendiri, tetapi juga masyarakat yang dipimpinnya.

  • Eudaimonia: Kesejahteraan Tertinggi

Aristoteles percaya bahwa seorang pemimpin sejati harus bekerja untuk mencapai eudaimonia, yaitu kebahagiaan atau kesejahteraan tertinggi bagi semua warga negara. Eudaimonia hanya bisa dicapai jika pemimpin bertindak adil dan bijaksana.

  • Keadilan sebagai Landasan Utama

Keadilan adalah prinsip yang harus dijunjung tinggi dalam kepemimpinan. Seorang pemimpin harus bertindak dengan keadilan dalam semua keputusan dan tindakannya. Keadilan menjadi pondasi bagi stabilitas masyarakat dan keberlanjutan pemerintahan.

Bagaimana Seorang Pemimpin harus Menghadapi Tantangan Globalisasi Ekonomi Menurut Aristoteles?

Untuk menghadapi tantangan globalisasi ekonomi menurut Aristoteles, seorang pemimpin harus mempertimbangkan beberapa prinsip etis dan rasional yang diajarkan oleh filsuf klasik ini. Berikut adalah penjabaran detail tentang bagaimana seorang pemimpin dapat menghadapi tantangan globalisasi ekonomi menurut Aristoteles:

1. Fokus pada Tujuan Moral

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun