Aristoteles mengidentifikasi manusia sebagai mahkluk sosial (Zoon Politikon), yang berarti bahwa manusia memiliki naluri untuk hidup dalam komunitas dan negara. Dalam konteks ini, kebutuhan rakyat bukan hanya fisik, tetapi juga psikososial. Negara harus menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan moral dan intelektual warga negaranya, sehingga mereka dapat mencapai kebaikan tertinggi.
- Struktur Kekuasaan Timbal Balik
Aristoteles juga menegaskan bahwa kekuasaan itu bersifat timbal balik. Public membutuhkan penguasa untuk menjalankan rutinitas hidup sehari-hari dan menjamin kebutuhan mereka terpenuhi. Di sisi lain, penguasa membutuhkan publik untuk melegiti kekuasannya. Jika pemimpin tidak memenuhi kebutuhan rakyat, maka legitimitas kekuasaannya akan terganggu, yang dapat mengancam stabilitas negara.
3. Kebijaksanaan dalam Pengambilan Keputusan
Kebijaksanaan dalam pengambilan keputusan menurut gaya kepemimpinan Aristoteles disebut sebagai "phronesis," atau praktische verstandelijkheid dalam bahasa Belanda. Konsep ini sangat sentral dalam filsafat Aristoteles, terutama dalam karyanya Nicomachean Ethics.
- Definisi Phronesis
Phronesis adalah jenis pengetahuan yang berkaitan langsung dengan tindakan dan keputusan praktis. Menurut Aristoteles, phronesis adalah kecerdasan yang memungkinkan individu untuk melakukan apa yang tepat dan baik dalam situasi-situasi kompleks dan dinamis.
- Sumber Phronesis
Aristoteles percaya bahwa phronesis diperoleh melalui pengalaman, belajar, refleksi, dialog kritis, membuat teori, dan menguji hipotesis1. Hal ini menunjukkan bahwa phronesis bukanlah hasil instan, melainkan proses panjang yang melibatkan interaksi antara teori dan praktik.
- Interaksi Teoretis dan Praktis
Phronesis memiliki kedua dimensi yaitu teoretis dan praktis. Teori memberikan dasar umum, sedangkan praktek memberikan konteks spesifik. Individu yang bijaksana harus dapat mengintegrasikan antara pengetahuan teoritis dan pengalaman praktis untuk membuat keputusan yang tepat.
- Hubungan dengan Moralitas
Aristoteles juga menekankan hubungan erat antara phronesis dan moralitas. Orang yang bijaksana harus memiliki karakter baik dan bertindak berdasarkan nilai-nilai yang benar. Phronesis tidak bisa dipisahkan dari virtues seperti kebenaran, kebijaksanaan, dan keberanian.
- Deliberation yang Baik
Phronesis juga melibatkan kemampuan deliberation yang baik. Deliberation yang baik adalah kemampuan untuk mempertimbangkan situasi kompleks dan membuat keputusan yang optimal. Aristoteles percaya bahwa orang yang bijaksana dapat membedakan antara hal-hal yang konstan dan variabel, serta memilih jalur yang paling tepat untuk mencapai tujuan tertentu.
4. Hubungan Timbal Balik Antara Pemimpin dan Rakyat
Menurut gaya kepemimpinan Aristoteles, hubungan timbal balik antara pemimpin dan rakyat merupakan salah satu prinsip penting dalam teori politiknya. Berikut adalah penjabaran detail tentang hubungan timbal balik ini:
- Kondisi Alamiah Manusia Politis