Mohon tunggu...
Detran Bangkup
Detran Bangkup Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya hobi membaca novel

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

dampak dan solusi dari pembulian

15 Januari 2025   00:01 Diperbarui: 13 Januari 2025   15:36 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bullying atau perundungan merupakan fenomena yang saat ini banyak terjadi. Lantas, apa sebenarnya bullying itu?

Bullying biasanya terjadi di lingkungan akademik, namun tidak menutup kemungkinan bisa terjadi di rumah atau di lingkungan sekitar. Tindakan tersebut sangat beragam bahkan terkadang seseorang tidak sadar akan tindakan bullying yang sedang terjadi.

Oleh karena itu, penting untuk memahami tentang bullying agar tindakan tersebut bisa diatasi. Nah untuk lebih jelasnya, berikut pengertian bullying, jenis, dampak, hingga cara mencegahnya.

Mengutip dari laman Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI, bully sendiri memiliki arti menggertak dan mengganggu orang yang lebih lemah. Sementara bullying sendiri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang berupa perilaku negatif dan berulang, yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang, perlakuan tersebut dilakukan dengan sengaja dan intens yang bertujuan menyakiti secara fisik maupun mental.

Definisi tersebut mengandung tiga poin utama dari bullying, yaitu adanya perilaku negatif yang dilakukan dengan sengaja, adanya pengulangan bullying terhadap korban, dan adanya ketidakseimbangan kekuatan (baik secara fisik ataupun psikis) antara korban dan pelaku bullying

Jenis Bullying

Melansir dari laman Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), ada 6 jenis tindakan bullying yang kerap terjadi, yaitu:
1. Kontak Fisik Langsung

Jenis bullying ini lebih mudah diidentifikasi karena tindakan dan akibatnya bisa dilihat dengan mata.

Contoh bullying fisik, yaitu tindakan memukul, mendorong, menggigit, menjambak, menendang, mengunci seseorang dalam ruangan, mencubit dan sejenisnya.
2. Kontak Verbal Langsung

Bullying verbal merupakan jenis bullying yang sering ditemui, bahkan seseorang kadang tidak sadar kalau dia telah melakukan bullying karena menganggap hal tersebut sebagai hal yang biasa.

Contoh bullying ini, seperti mencela, merendahkan, mempermalukan, sarkasme, memaki, menyebarkan gosip dan tindakan lain yang dilakukan dengan mengatakan sesuatu yang menyakiti hati seseorang.
3. Perilaku Non-verbal Langsung

Jenis bullying ini dilakukan dengan menggunakan bahasa tubuh. Contoh tindakannya, seperti melihat dengan sinis, menjulurkan lidah, menampilkan ekspresi muka yang merendahkan, atau tindakan lainnya yang disampaikan tanpa menggunakan kata-kata secara langsung.
4. Perilaku non-verbal tidak langsung

Bullying non-verbal merupakan tindakan bullying secara tidak langsung atau biasa disebut bullying relasional.

Tindakan bullying ini berupa pengabaian, pengucilan, dan segala bentuk tindakan untuk mengasingkan seseorang.
5. Cyber Bullying

Tindakan ini menyakiti orang lain melalui dunia maya. Jenis bullying ini marak terjadi seiring dengan perkembangan teknologi.

Ngerinya, tindakan cyber bullying bahkan dilakukan oleh orang yang tidak dikenal. Contoh tindakan bullying ini seperti mengomentari postingannya seseorang dengan kata-kata tidak sopan, menyebarkan kebohongan tentang seseorang atau memposting foto memalukan di media sosial.
6. Pelecehan seksual

Pelecehan seksual atau sexual bullying ini merupakan bullying yang tindakannya bisa berupa fisik atau verbal. Contoh sexual bullying adalah komentar kasar, gerakan vulgar, sentuhan tanpa persetujuan kedua belah pihak, hingga memanggil seseorang dengan nama yang tak pantas.

Dampak Bullying

Bullying merupakan perilaku tidak baik dan tentu saja menimbulkan dampak yang tidak baik. Namun, tidak hanya bagi korban, ternyata bullying juga bisa berdampak bagi pelaku bahkan bagi yang menyaksikannya.

Masih dari laman Kementerian PPPA, berikut dampak bullying:
Dampak Bullying bagi Korban

Dampak bullying bisa berdampak pada mental korban yang mengakibatkan depresi, stress, hingga gangguan mental
Dalam beberapa kasus, bullying juga berdampak pada akademik korban. Hal tersebut terjadi karena korban sudah tidak memiliki semangat untuk bertemu seseorang dan memilih untuk mengasingkan diri, apalagi jika tindakan bullying yang terjadi dalam lingkungan akademik
Dampak lain yang dirasakan korban adalah menurunnya skor tes kecerdasan (IQ) dan kemampuan analisis.

Dampak Bullying bagi Pelaku

Pelaku memiliki rasa percaya diri yang tinggi, cenderung bersifat agresif dengan perilaku yang pro terhadap kekerasan
Kurang berempati dan memiliki toleransi yang rendah terhadap orang lain
Merasa memiliki kekuasaan tinggi sehingga akan terus melakukan bullying.

Dampak Bullying bagi yang Menyaksikan

Bullying juga bisa berdampak bagi orang yang menyaksikannya. Salah satu dampaknya yaitu membuat dia berasumsi bahwa bullying adalah perilaku yang diterima secara sosial sehingga dia hanya diam ketika melihat tindakan bullying.

Selain itu, dampak lain yang dirasakan bagi orang yang menyaksikan bullying adalah bisa menimbulkan rasa ketertarikan untuk bergabung dengan pelaku bullying karena asumsinya mengenai bullying seperti yang disebutkan di atas.

Faktor Penyebab Terjadinya Bullying

Mengutip dari jurnal Universitas Padjajaran yang berjudul Faktor yang Mempengaruhi Remaja dalam Melakukan Bullying, disebutkan bahwa faktor penyebab terjadinya bullying menurut Ariesto (2016) adalah sebagai berikut:
a. Keluarga

Pelaku bullying seringkali berasal dari keluarga yang bermasalah seperti orang tua yang sering menghukum anaknya secara berlebihan, atau situasi rumah yang penuh stress, agresi, dan permusuhan. Hal tersebut yang menyebabkan anak melakukan bullying.
b. Sekolah

Pihak sekolah sering mengabaikan keberadaan bullying ini. Akibatnya, anak-anak sebagai pelaku bullying akan mendapatkan penguatan terhadap perilaku mereka untuk melakukan intimidasi terhadap anak lain.

Bullying berkembang dengan pesat dalam lingkungan sekolah. Sering memberikan masukan negatif pada siswa, misalnya berupa hukuman yang tidak membangun sehingga tidak mengembangkan rasa menghargai dan menghormati antar sesama anggota sekolah.
c. Faktor Kelompok Sebaya

Anak-anak ketika berinteraksi dalam sekolah dan dengan teman di sekitar rumah, kadang kala terdorong untuk melakukan bullying.

Beberapa anak melakukan bullying karena ingin membuktikan bahwa mereka bisa masuk dalam kelompok tertentu, meskipun mereka sendiri merasa tidak nyaman dengan perilaku tersebut.
d. Kondisi lingkungan sosial

Kondisi lingkungan sosial dapat pula menjadi penyebab timbulnya perilaku bullying. Salah satu faktor lingkungan sosial yang menyebabkan tindakan bullying adalah kemiskinan.

Mereka yang hidup dalam kemiskinan akan berbuat apa saja demi memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga tidak heran jika di lingkungan sekolah sering pemalakan antar siswanya.
e. Tayangan televisi dan media cetak

Televisi dan media cetak membentuk pola perilaku bullying dari segi tayangan yang mereka tampilkan. Survey yang dilakukan Kompas (Saripah, 2006) memperlihatkan bahwa 56,9% anak meniru adegan-adegan film yang ditontonnya, umumnya mereka meniru geraknya (64%) dan kata-katanya (43%).
Baca juga:
Polisi Tunggu Hasil Visum Siswa Balikpapan Di-bully dan 'Di-smackdown'
Cara Mencegah Terjadinya Bullying

Bullying sering dialami oleh anak-anak. Oleh karena itu, peran orang tua dan guru sangat penting dalam membangun karakter anak sehingga mencegah mereka menjadi pelaku ataupun korban bullying.

Berikut ini beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah bullying seperti dilansir dari Buku Panduan Melawan Bullying yang diterbitkan oleh Komunitas Antibullying "Sudah Dong":
1. Ajarkan Cinta Kasih Antar Sesama

Mengajarkan anak untuk mencintai orang lain adalah cara paling efektif untuk mencegah mereka menjadi korban bullying atau pelaku bullying di kemudian hari. Anak-anak yang hidup dalam lingkungan penuh kasih sayang sejak dini akan mencegah mereka untuk menjadi korban dan pelaku bullying. Hal ini karena mereka menyadari pentingnya mencintai orang lain.
2. Ajarkan Etika Terhadap Sesama

Sejak dini, ajarkan anak untuk peduli dan menghargai sesama. Ajak mereka untuk mengenal karakter di lingkungan sosialnya, sehingga mereka belajar untuk bertenggang rasa dengan sekitar serta menyadarkan mereka bahwa mereka hidup bersama dengan orang lain.
3. Berikan Teguran Mendidik Jika Anak Melakukan Kesalahan

Tindakan-tindakan tidak terpuji biasanya sering dilakukan karena orang tua tidak pernah menegur anak dan membiarkannya melakukan hal tersebut. Namun cara mendidik seperti ini kurang tepat, menegur anak jika melakukan tindakan yang tidak pantas merupakan salah satu cara untuk mencegah terjadinya bullying, karena dapat membuat anak tidak terbiasa melakukan tindakan tidak terpuji, termasuk bullying.
4. Pemberdayaan Siswa Untuk Pro-Sosial, Aktif & Berprestasi

Penindasan sering kali dikaitkan dengan ego seseorang untuk mencapai eksistensi di komunitasnya. Jadi, sebaiknya guru mendorong siswa untuk meningkatkan eksistensinya lewat hal-hal positif seperti kegiatan sosial dan prestasi di sekolah dibandingkan dengan melakukan tindakan bullying.
5. Pembentukan nilai-nilai persahabatan

Pembentukan nilai-nilai persahabatan sangat penting dilakukan di lingkungan sekolah agar tercipta hubungan pertemanan yang saling menghargai diantara murid-murid di sekolah, serta menjauhkan mereka dari kekerasan.

Nah, demikian penjelasan tentang bullying. Semoga setelahmengetahui tentang bullying, detikers bisa lebih sadar dengan tindakan bullying dan bisa mencegah terjadinya tindakan tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun