Mohon tunggu...
DesoL
DesoL Mohon Tunggu... Penulis - tukang tidur

â–ªtidak punya FB/Twitter/IG dan sejenisnyaâ–ª

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Sudah Selesai

21 November 2018   09:47 Diperbarui: 22 November 2018   05:29 541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pic: cutecrushimagines.tumblr.com

Meskipun aku baru pertama kali bekerja sebagai pemandu wisata, namun kejadian ini sama sekali tak kuharapkan. Wajah-wajah riang selepas hiking ke hutan konservasi, kini penuh resah. Rasa bahagia yang semula memadati perut bus, kini menguap melalui celah-celah jendela.

Aku memutuskan menemui Pak Her yang sudah berjam-jam lamanya tak berkabar soal kondisi bus tua miliknya.

"Bagaimana, Pak?"

"O, radiatornya bocor."

"Sebaiknya Bapak masuk ke dalam bus. Saya sudah mencari bantuan dan akan tiba setengah jam lagi."

"Polisi?"

"Bukan. Penjaga hutan, dia yang paling cepat tiba di sini. Sedangkan teman saya akan menyusul dua jam kemudian."

Sambil terbatuk-batuk, Pak Her mengikutiku masuk ke dalam bus. Udara malam mulai tak bersahabat. Kabut perlahan menyergap, membuat Kanaya tak mampu lagi menahan tangis.

"Sebentar lagi hantu perempuan itu akan datang!" Kanaya berteriak sambil menutup mukanya.

"Di sini tidak ada hantu, Kanaya. Semua itu hanya ada di dalam pikiranmu," aku mencoba menenangkan.

"Kanaya benar. Di sini ada hantu. Hantu seorang perempuan yang menuntut balas," Pak Her yang selama ini kukenal pendiam, mulai buka suara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun