“Aku tak lagi peduli pada mereka.”
“Apa maksudmu?”
Laki-laki berjaket coklat meraih tubuh Mei, memaksakan cumbu atas tubuh gadis berwajah oriental itu. Birahinya menjadi tak terkendali. Seperti kuda yang terlepas dari kandangnya. Brutal.
Cuih!
Mei meludahi kekasihnya.
“O, jadi ini tanda cintamu padaku, Mei?”
“Kau bukan Ben yang kukenal. Kau tak pantas untuk dicintai!”
“Dan perempuan sepertimu tak pantas untuk hidup!”
Mata laki-laki berjaket coklat memerah. Tangannya mencakar-cakar tanah. Berteriak. Melolong seperti serigala hutan. Jemarinya memegang erat-erat leher Mei. Mencekik. Lidah Mei terjulur, napasnya tersengal-sengal.
“Hentikan!”
Seketika leher Mei terbebas dari jemari Ben.