“Aku telah tak ingin lagi.”
“Berikan matamu padaku.”
Kaumembuka kedua mata cokelatmu, menarikku untuk kembali merenanginya. Aku memulainya dari sudut kanan matamu, menyongkel kenangan-kenangan yang tak lagi kauinginkan, kemudian menambalnya dengan kenangan tentangku. Dan di sudut kiri ada luka yang begitu besar, aku telah mengirisnya untuk kemudian menyulamnya dengan rindu yang baru. Rinduku.
Aku telah selesai dengan matamu, kaubisa mengakhiri semua kenangan itu tanpa kepedihan. Namun aku akan memulainya kembali dengan hatimu.
“Biarkan aku memelukmu hingga pagi tiba.”
“Kaumau apa?”
“Menghapus jejak cinta lalu yang telah lama membeku pada sudut-sudut hatimu.”
Kaumerelakan bidang dadamu tuk kupeluk. Aku mampu mendengar detak jantungmu, detak-detak kesepian yang selama ini menguasai jiwamu.
Kaumembalas pelukku. Kaudaratkan kecupmu pada keningku.
“Kaumenciumku?”
“Apa aku salah lakukan itu padamu?”