Dengannya?
Oh, tidak mungkin!
“Lalu?”
“Maukah kau menjadi saksi dalam pernikahanku nanti?”
“Aku tak bisa meluluskan permintaanmu.”
“Tapi aku hanya memilikimu di dunia ini...”
“Aku cacat, Monna! Aku tak ingin membuatmu malu!”
Bukan itu alasan yang sesungguhnya. Aku hanya tak ingin menyaksikan sebuah kebahagiaan. Aku tak ingin ada pernikahan. Aku tak ingin dia bahagia. Aku benci pernikahan! Aku akan hancurkan! Segera!
Aku memilih untuk meninggalkan Monna. Kuayunkan kaki kiriku dengan sebuah tongkat penyangga dan kaki kananku menuntun langkah hingga ke belakang kedai milik Monna. Aku mulai mengatur nafas. Kukumpulkan seluruh kebencianku untuk menumbuhkan kedua sayapku.
Aku terbang!
Aku hanya ingin menitipkan semua amarahku pada sekumpulan awan kelabu. Dan ketika hujan turun, amarah itu akan berubah menjadi senjata untuk menghancurkan kebahagiaan di seluruh dunia. Hahahaha... Ingat, aku tidak gila!