Mohon tunggu...
Desica Utari
Desica Utari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Islam Sultan Syarif Kasim Riau

Saya seorang Mahasiswa UIN SUSKA RIAU pada jurusan Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Komunikasi dan Dakwah. Ketertarikan saya pada bidang pengembangan untuk terus meningkatkan kemampuan diri dalam melihat tantangan perkembangan zaman dan kondisi realita yang terjadi pada kehidupan bermasyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

tantangan dan peluang pembangunan ikn tahun 2025

1 Januari 2025   12:15 Diperbarui: 1 Januari 2025   12:40 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Embung MBH (Sumber: Instagram @ikn_id)

Pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) yang direncanakan selesai pada tahun 2025 menghadapi sejumlah tantangan besar yang dapat mempengaruhi kelancaran dan keberhasilannya. Salah satu tantangan utama adalah pendanaan. Proyek sebesar ini memerlukan anggaran yang sangat besar, yang diperkirakan mencapai triliunan rupiah. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Suharso Monoarfa menyatakan bahwa pendanaan pembangunan IKN akan melibatkan berbagai sumber, mulai dari APBN, investasi swasta, hingga kemitraan publik-swasta (KPS). Namun, ketergantungan pada sumber daya eksternal dan ketidakpastian ekonomi global, seperti inflasi dan fluktuasi nilai tukar, dapat mempengaruhi kelancaran pendanaan, yang pada gilirannya bisa menunda progres pembangunan.

Selain itu, tantangan dalam pembangunan infrastruktur juga sangat signifikan. IKN yang terletak di Kalimantan Timur memerlukan pembangunan infrastruktur dasar yang sangat kompleks, seperti transportasi, pasokan energi, air bersih, dan pengelolaan limbah. Hal ini juga mencakup pembangunan jaringan digital dan smart city yang ramah lingkungan. Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR, Diana Kusumastuti, menekankan pentingnya infrastruktur yang tidak hanya efisien tetapi juga berkelanjutan. Proyek infrastruktur ini membutuhkan perencanaan yang matang dan koordinasi antara berbagai pihak, mulai dari pemerintah pusat hingga daerah, agar dapat terwujud dalam waktu yang relatif singkat. Keterbatasan sumber daya manusia yang terampil di bidang konstruksi dan teknologi juga menjadi kendala tersendiri.

Integrasi sosial dan budaya merupakan tantangan lainnya yang tidak kalah penting. Pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur melibatkan pergeseran sosial yang besar, di mana ribuan pegawai negeri dan keluarga mereka akan berpindah, sementara di sisi lain masyarakat lokal juga harus beradaptasi dengan kedatangan pendatang baru. Kepala Badan Pengelola IKN, Bambang Susantono, menekankan bahwa aspek sosial budaya perlu mendapat perhatian serius untuk mencegah terjadinya gesekan antar kelompok. Proses ini memerlukan program pemberdayaan masyarakat lokal dan pendekatan inklusif agar masyarakat adat dan pendatang dapat hidup berdampingan dengan harmonis. Selain itu, adanya perbedaan dalam budaya kerja dan pola hidup antara masyarakat Jakarta dan Kalimantan juga perlu dikelola dengan baik.

Terakhir, aspek lingkungan hidup menjadi tantangan besar dalam mewujudkan IKN yang berkelanjutan. Pembangunan di tengah hutan tropis Kalimantan tentu akan membawa dampak terhadap ekosistem lokal, yang jika tidak dikelola dengan bijak, bisa menyebabkan kerusakan lingkungan. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar, menegaskan bahwa pembangunan IKN harus mengutamakan prinsip pembangunan berkelanjutan dengan memperhatikan aspek konservasi alam dan keberagaman hayati. Oleh karena itu, proyek ini harus diimbangi dengan upaya rehabilitasi hutan, penggunaan energi terbarukan, serta pengelolaan sumber daya alam yang tidak merusak lingkungan. Upaya menjaga keseimbangan antara pembangunan dan pelestarian alam ini menjadi kunci dalam memastikan keberlanjutan IKN di masa depan. 

Tantangan pembangunan IKN pada 2025 melibatkan beberapa aspek yang saling terkait, seperti pendanaan, infrastruktur, integrasi sosial, dan keberlanjutan lingkungan. Untuk mengatasi tantangan ini, dibutuhkan perencanaan yang matang, koordinasi yang baik antara pemerintah pusat dan daerah, serta partisipasi aktif masyarakat dalam setiap tahap pembangunan. Dukungan kebijakan yang jelas dan sumber daya yang memadai akan menjadi kunci untuk memastikan bahwa IKN dapat terwujud sebagai ibu kota yang tidak hanya modern dan efisien, tetapi juga inklusif dan ramah lingkungan.

Peluang Dalam Pembangunan IKN Tahun 2025

Dalam membangun IKN bukan hanya sekadar membangun infrastruktur fisik, tetapi juga menciptakan peradaban baru dengan ibu kota yang modern dan berkelanjutan, yang akan terus berkembang hingga tahun 2045. Proses ini melibatkan pembangunan tiga aspek penting: hardware (infrastruktur fisik), software (penguasaan teknologi), dan brainware (penguatan kapasitas sumber daya manusia)," kata Ale dalam wawancara dengan Kompas.com. Jika seluruh proses ini dapat berjalan dengan baik, pemindahan IKN akan membuka berbagai peluang besar bagi berbagai sektor.

Pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) pada 2025 membuka berbagai peluang ekonomi yang dapat mendukung pertumbuhan Indonesia, khususnya di wilayah Kalimantan. Menteri PPN, Suharso Monoarfa, menyatakan bahwa pemindahan ibu kota akan menciptakan pusat pertumbuhan baru yang dapat mendongkrak perekonomian regional. Pembangunan infrastruktur besar-besaran, seperti jalan raya, pelabuhan, dan bandara internasional, akan menarik investasi, mempercepat distribusi barang dan jasa, serta menciptakan lapangan pekerjaan baru. Hal ini tentunya memberikan dampak positif terhadap sektor konstruksi, manufaktur, dan sektor terkait lainnya. Selain itu, pemindahan ibu kota diharapkan juga mengurangi ketergantungan ekonomi yang terlalu tinggi pada Jakarta dan Pulau Jawa, dengan merata membagi perekonomian ke wilayah luar Jawa.

Selain dampak ekonomi, pembangunan sumber daya manusia (SDM) juga menjadi peluang besar dalam proyek IKN. Dengan adanya IKN, kebutuhan akan tenaga kerja terampil dan profesional semakin tinggi. Dalam upaya menciptakan ibu kota yang berbasis teknologi dan berkelanjutan, sektor pendidikan dan pelatihan SDM harus berkembang seiring dengan pembangunan fisik. Bambang Susantono, Kepala Otorita IKN, menekankan bahwa pengembangan IKN harus diimbangi dengan penguatan kapasitas SDM lokal, agar masyarakat Kalimantan dan Indonesia secara keseluruhan dapat terlibat dalam setiap tahap pembangunan. Ini akan membuka peluang bagi berbagai institusi pendidikan dan lembaga pelatihan untuk berpartisipasi dalam menyiapkan tenaga kerja yang terampil, terutama di bidang teknologi, manajemen proyek, dan pengelolaan kota pintar.

Kemudian, pembangunan IKN juga membawa peluang untuk inovasi dalam teknologi dan keberlanjutan. IKN dirancang untuk menjadi kota pintar yang mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi dalam setiap aspek kehidupan. Hal ini membuka peluang besar bagi perusahaan-perusahaan teknologi untuk berinovasi dan menciptakan solusi yang mendukung keberlanjutan, seperti pengelolaan energi terbarukan, sistem transportasi ramah lingkungan, dan bangunan hijau. Pemerintah melalui Badan Pengelola IKN menyatakan bahwa kota ini akan menggunakan teknologi canggih untuk mengelola sumber daya alam secara efisien, mengurangi emisi karbon, dan meminimalisir dampak negatif terhadap lingkungan. Peluang ini dapat menarik perusahaan teknologi dan startup untuk berinvestasi dalam sektor teknologi bersih, smart grid, dan lainnya yang mendukung visi kota berkelanjutan.

Pembangunan IKN juga memberi peluang dalam sektor pariwisata dan kebudayaan. Dengan desain yang mengedepankan aspek estetika dan keberagaman budaya Indonesia, IKN akan menjadi daya tarik baru bagi wisatawan domestik dan internasional. Pemerintah berkomitmen untuk menciptakan kawasan pariwisata yang mendukung pelestarian budaya lokal sambil mempromosikan pariwisata berkelanjutan. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, mengungkapkan bahwa IKN dapat menjadi pusat kegiatan wisata dengan potensi besar dalam mengembangkan destinasi wisata baru, seperti ekowisata, wisata budaya, dan wisata alam. Selain itu, infrastruktur yang dibangun untuk mendukung IKN juga akan mendukung kemajuan sektor pariwisata dengan memberikan akses yang lebih mudah bagi wisatawan untuk mengunjungi berbagai tempat menarik di Kalimantan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun