Mohon tunggu...
Desi Apriani
Desi Apriani Mohon Tunggu... Mahasiswa - PGSD/UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Bismillah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Apresiasi Pertunjukkan Teater Khas Daerah dalam Teater Wabah Karya Budi Ros

21 Maret 2022   12:18 Diperbarui: 21 Maret 2022   12:24 3585
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pembahasan 

Teater yang berjudul "Wabah" ini adalah pementasan dari Teater Koma yang disutradarai oleh Rangga Riantiarno dengan naskah yang ditulis oleh Budi Ros. Pertunjukan ini menceritakan tentang kondisi saat pandemi melanda dunia khususnya di Indonesia untuk kalangan bawah, dan dampak akan pandemi ini digambarkan senatural mungkin oleh penulis agar pesan moral yang ingin disampaikan dapat tersampaikan dengan sebaik-baiknya.

Pertunjukan ini benar-benar menceritakan kondisi masyarakat kalangan bawah yang selama ini hidup kesusahan akibat adanya pandemi virus Covid-19. Seluruh negeri dilanda wabah, tapi karena ulah ketiga anaknya, Gareng, Petruk dan Bagong. Ketiganya berniat mencari keuntungan dari situasi yang tengah berlangsung. 

Drama ini diawali dengan Romo Semar memerintahkan Gareng untuk pergi ke ladang menanam jagung tapi Gareng malah sedang berkutat dengan kotak sabunnya, Petruk sedang mengelap sepeda Romo Semar dan Bagong sedang tidur. 

Menurut Gareng dengan berjualan sabun hasilnya sangat menjanjikan ketimbang menanam jagung, karena ditengah pandemi ini orang-orang akan selalu membeli sabun untuk membersihkan segala sesuatu. Keuntungan dari berjualan sabun akan ditabung untuk membuka usaha lagi, yaitu alat-alat pendeteksi Covid-19. Namun Romo Semar tidak menyetujuinya karena kodrat mereka adalah petani. 

Gareng dan Petruk tetep kekeh dengan berjualan sabun dan alat pendeteksi Covid-19 karena mereka memanfaatkan situasi yang sedang kacau adalah peluang besar dan harus dimanfaatkan. 

Romo Semar mengingatkan kepada mereka berdua bahwa "Bisnis boleh saja tetapi jangan kelewatan. Ketika kebutuhan masyarakat terhadap alat-alat tes pendeteksi Covid dan juga sabun meningkat seharusnya harga-harga jangan dinaikan" Romo Semar tidak mengizinkan mereka berdua melakukan perbuatan seperti itu apalagi seperti Gareng yang kerjaannya tidur terus. 

Tapi pada akhirnya Romo Semar berhasil membujuk anak-anaknya untuk bertani kembali daripada berbisnis dengan curang demi mendapatkan keuntungan besar dan menyengsarakan rakyat kecil.

Pementasan teater yang berjudul  "Wabah" ini memiliki alur maju, karena cerita berawal dari kehidupan yang biasa lalu datang suatu wabah yang membuat kehidupan berubah dan mau tidak mau harus menyesuaikan diri dengan kehidupan baru, sampai pada akhirnya tokoh Gareng dan Petruk berniat ingin berbisnis dengan memanfaatkan situasi yang sedang kacau karena pandemi, namun Romo Semar berhasil mengingatkan mereka karena gal tersebut tidaklah baik.

B. Unsur-Unsur Dramatur dalam Pertunjukkan Teater "Wabah"

Di dalam pertunjukkan drama, orang berlaku sesuai dengan peran yang terdapat di dalam cerita, untuk menyampaikan cerita atau maknanya. Teks tertulis yang berisi rancangan laku itu disebut lakon. Kemudian, lebih dikenal dengan nama "naskah". Unsur-unsur dramatur yang kelompok kami temukan antara lain :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun