Mohon tunggu...
Deri Prabudianto
Deri Prabudianto Mohon Tunggu... Freelancer - Hanya orang biasa

Wa/sms 0856 1273 502

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

BKT Eps 09

29 Maret 2021   08:24 Diperbarui: 29 Maret 2021   08:24 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

" Setiap hari ?" tanya DC.

Belani mengangguk.

" Selama 4 tahun ?"

Belani mengangguk lagi. " Aku berharap dia kembali. Tapi harapanku tak pernah dikabulkan. Tuhan telah mengambilnya. Ada yang menasehatiku agar ihklas menerima kepergiannya. Adakalanya bisa kuterima. Terkadang tidak. Banyak yang mengatakan aku gila. Hidup dalam bayangan keputusasaan. Aku tak peduli. Aku tetap ke sini, menunggunya kembali. Berharap dia kembali... namun dia tak pernah kembali..." Pandangan Belani terlihat kosong kala menatap buih  air kanal.

" Bagaimana kalau kita mulai dari awal ? Aku akan mendengarkan ceritamu dari awal hingga akhir. Kalau bisa, aku akan membantumu keluar dari kesedihanmu," pinta DC.

Belani menatap ke hilir, tatapannya seakan ingin tembus hingga ke Marunda.

" Aku bertemu calon suamiku 7 tahun yang lalu. Waktu itu BKT sedang digali  sampai di sini. Bigmarket belum dibangun. Waktu itu aku belum lama tamat SMA. Aku berjualan kueh keliling dengan sebuah motor butut. Hasilnya lumayan, terutama banyaknya pekerja yang membangun kanal ini, yang lapar, lalu membeli daganganku. Gara-gara itulah aku bertemu calon suamiku."

Diam-diam DC mengeluarkan hape dan menghidupkan fungsi rekam suara.  " Siapa nama calon suamimu?" tanya DC untuk menyamarkan kegiatannya.

" Adnan Haris, dia subkontraktor yang bertugas membuang tanah galian, dia ke sini untuk mengawasi para pekerjanya bekerja." Jawab Belani.

" Berarti, kalian pacaran di sini ?" DC menyimpan hapenya kembali.

" Awalnya aku berjualan, dia bekerja. Tidak bisa disebut pacaran. Aku menjual kueh ke anak buahnya. Dia sebal karena kalau aku berjualan, banyak pekerja yang berhenti bekerja untuk makan sambil menggodaku." Ada sedikit senyum di bibir Belani. Senja mulai turun menampilkan bayangan keemasan di atas permukaan kanal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun