Mohon tunggu...
Derby Asmaningrum
Derby Asmaningrum Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Classic rock addict || Pernah bekerja sebagai pramugari di maskapai asing || Lulusan S1 FIKOM konsentrasi Jurnalistik Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

Måneskin, Gelora Jiwa Muda dalam Gebrakan Rock ala Italia

12 Agustus 2021   04:13 Diperbarui: 15 Agustus 2021   00:46 2259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
MÃ¥neskin. Ki-ka: Victoria de Angelis (bass), Damiano David (vokal), Thomas Raggi (gitar), Ethan Torchio (drum)/rollingstone.it/Gabriele Giussani 

Masih hangat-hangat bubur ayam, kemenangan sensasional di kontes lagu Eurovision 22 Mei lalu di Rotterdam Belanda ternyata membuat band asal Italia Måneskin dan alunan hard rock yang dibesutnya kini mewabah ke seluruh dunia. 

Kala itu mereka menang berkat perolehan suara lewat televoting oleh penonton di Eropa, sebuah bukti bahwa ternyata musik cadas masih menggairahkan dan sudah waktunya kembali lepas landas.

Berusia di awal dua puluhan, Måneskin yang terdiri dari Damiano David (vokal), Thomas Raggi (gitar), Ethan Torchio (drum) dan Victoria de Angelis (bass) berani dan berhasil menunjukkan sesuatu yang beda, sangat menarik untuk diikuti perjalanannya. 

Andai saja mereka tidak memenangkan Eurovision, mungkin mata dunia tetap tertutup, tak melihat berlian yang tersembunyi di bawah permukaan sehingga keadaan akan tetap gitu-gitu aja, membosankan. 

Måneskin muncul membawa gairah baru dengan musik gado-gado, mulai dari pop-rock, hard rock, funk-rock yang mendapat pengaruh dari musisi favorit keempat personilnya seperti band alternative rock Italia 90-an Marlene Kuntz, Arctic Monkeys, Red Hot Chili Peppers, Led Zeppelin hingga Guns N' Roses. 

Mereka juga terinspirasi gaya dan tampilan Harry Styles, Led Zeppelin, style glam rock David Bowie hingga Queen yang mereka poles lagi dengan sentuhan modern sehingga menjadi lebih nyentrik extravagant. 

Tak ketinggalan attitude rock n' roll yang senang-senang, cuek bebek, rebellious seakan menghidupkan kembali Jim Morrison sang vokalis The Doors di atas panggung. 

Semua itu dituntaskan dengan dempulan make-up deep dark bold smokey eyes dan karakter androgynous yang dimainkan personilnya. Bonus, pesona sang frontman Damiano.

Baca juga: Jim Morrison, Keabadian seorang Pujangga Rock N' Roll, termasuk kunjungan saya ke makamnya di Paris, Prancis

Berkat kemenangan tak terduga di Eurovision, Måneskin telah mengibarkan pesona negeri pizza. 

Lagu cadas berbahasa Italia Zitti e Buoni (Shut Up and Behave) yang dibawakan di Eurovision langsung melanglang buana ke banyak tangga lagu bergengsi di Eropa seperti di Inggris, Swedia, Finlandia hingga nyebrang ke Amerika Serikat, menjadi tonggak sejarah perjalanan Måneskin menjajaki jagad musik internasional sekaligus membuktikan bahwa bahasa bukanlah penghalang untuk menikmati sebuah lagu. 

Zitti e Buoni diisi vokal dahsyat Damiano David yang nge-rap, nge-rock, nge-but yang juga menjadi salah satu ciri khas band asal kota Roma ini. 

Meski ada bagian lirik yang tidak sesuai dengan norma-norma Eurovision sehingga harus diubah ketika tampil, hit yang diambil dari album studio terakhir Måneskin bertajuk Teatro d'Ira: Vol I (Teater Kemurkaan, 2021) tetaplah sebuah lagu dengan pesan positif.

Lagu tersebut berkisah tentang teriakan jiwa muda yang haus kebebasan untuk menjadi apa saja yang diinginkan, lepas berekspresi seperti apa adanya diri sendiri, tak ragu menunjukkan keunikan yang dimiliki, tidak peduli apa kata orang yang bisanya cuma nge-judge doang, seperti yang diteriakkan sang vokalis pada chorus-nya, 

Sono fuori di testa/ma diverso da loro
E tu sei fuori di testa/ma diversa da loro
Siamo fuori di testa/ma diversi da loro

Aku memang gila tapi berbeda dengan mereka
Dan kamu memang gila tapi berbeda dengan mereka
Kami memang gila tapi berbeda dengan mereka
 

Lalu pada bridge,

Parla/la gente purtroppo/parla
Non sa di che cosa/parla
Tu portami dove sto a galla
Che qui mi manca l'aria

Sayangnya orang-orang bicara
Mereka bicara
Mereka tidak tahu apa yang mereka bicarakan
Bawalah ke tempat aku mengapung
Karena di sini aku kehabisan udara
  

Prestasi yang ditorehkan Måneskin berbuntut pada tiga nomor mereka yang sanggup menjebol tangga lagu Billboard di waktu yang bersamaan. 

Lagu Beggin' (Chosen, EP, 2017) yang merupakan cover dari band rock 60-an Frankie Valli and The Four Seasons pernah menembus Top 40 Billboard Hot 100. 

Single terbaru mereka bernuansa dance-rock nakal I Wanna Be Your Slave (Teatro d'Ira: Vol I, 2021) yang dirilis Juli kemarin bersama Zitti e Buoni dan Beggin' sukses wara-wiri di Billboard Hot 200 Excluding US. 

Ketiga hit tersebut sempat masuk sepuluh besar terutama Beggin' yang baru saja turun dari posisi kedua. Dengan lagu-lagunya tadi, Måneskin juga merajai platform streaming Spotify. 

Di Prancis sendiri, sebagai pendengar Virgin Radio, saya mendapati Beggin' diputar berkali-kali dalam sehari, lumayan bisa bikin mood ceria terus... 

Tak bisa dipungkiri Måneskin telah mencetak sejarah baru bagi dunia musik Italia. Ganjarannya, akhirnya muda-mudi berbakat ini diberi penghargaan Lupa Capitolina oleh bu wali kota Roma pada 27 Juli lalu karena dianggap telah mengharumkan nama Roma dan negara Italia berkat sepak terjangnya yang spektakuler. 

Keempat anggota diberi replika kecil Lupa, serigala betina yang menurut legenda merawat dan melindungi si kembar Romulus dan Remus dan menjadi simbol kota Roma.  

Cahaya rembulan dari jalanan

Sebelum meledak di Eurovision, nama Måneskin memang sudah sangat populer di Italia. 

Band tersebut resmi terbentuk di tahun 2016, berawal dari tiga sekawan Damiano, Victoria dan Thomas yang adalah teman sekolah. 

Setelah sering nge-jam bareng saling berbagi passion akan musik, mereka memutuskan membentuk sebuah band lalu merekrut sang drummer Ethan Torchio dari kota sebelah lewat iklan di Facebook. 

Kata Måneskin berasal dari bahasa Denmark yang berarti cahaya rembulan alias moonlight. 

Nama tersebut meluncur secara spontan dari mulut Victoria sang basis yang memang berdarah setengah Denmark.

Teman sekolah yang menjelma menjadi cahaya rembulan (foto: eurovision.tv) 
Teman sekolah yang menjelma menjadi cahaya rembulan (foto: eurovision.tv) 

Di awal karirnya, Måneskin pernah memenangkan salah satu lomba musik lokal yang langsung membuat mereka antusias untuk menulis lagu sendiri. 

Mereka juga kerap ngamen di pusat-pusat perbelanjaan dan jalan-jalan kawasan historis di kota Roma. 

Itu pun tidak mudah, mereka sering bentrok dengan kendala tak terduga seperti senar yang tiba-tiba putus, rebutan lahan ngamen dengan grup lain dan yang paling menampar adalah kala dicuekin orang-orang yang lalu lalang, tidak ada yang mau berhenti untuk melihat aksi mereka sehingga mereka harus berjuang untuk mendapat perhatian namun akhirnya semua itulah yang membangun dispilin dan rasa percaya diri empat anak muda ini terutama saat manggung. 

Publik mulai mengenal nama Måneskin setelah mereka ikutan ajang X-Factor Italia pada akhir tahun 2017 dan menjadi runner-up. 

Di penampilan perdana, mereka membawakan lagu ciptaan sendiri berbahasa Inggris berjudul Chosen, sebuah tembang rock funky bertema tentang kenyamanan menjadi diri sendiri, kuping saya tertarik dengan permainan bass Victoria yang asyik. 

Musiknya sedikit mengingatkan saya akan Red Hot Chili Peppers namun versi tidak pedasnya. 

Chosen akhirnya dirilis Desember 2017, dimasukkan ke dalam EP mereka yang berjudul sama.  

Måneskin semakin mengukuhkan kehadirannya di kancah musik Italia ketika memenangkan Festival Di Sanremo yang berlangsung Maret lalu di kota Sanremo yang terletak di barat laut Italia. 

Festival Di Sanremo merupakan ajang kompetisi lagu bergengsi di mana pemenangnya akan dikirim sebagai duta Italia untuk berlomba di Eurovision. 

Kala itu Måneskin berhasil menjadi nomor satu dengan lagu headbanging-nya, Zitti e Buoni yang kemudian dilombakan di Eurovision yang juga berujung pada kemenangan. 

Sejauh ini Måneskin telah menelurkan dua album studio yaitu Il Ballo della Vita (Tarian Kehidupan) yang dirilis tahun 2018 bertema tentang kebebasan menjadi anak muda, ada cinta dan perjuangan hidup, sesuatu yang patut dirayakan. 

Lagu-lagu di album ini hawanya pop-rock, segar mengikuti trend musik di Italia dengan riff-riff gitar yang groovy, bass line yang funky. 

Di beberapa lagu, kita juga bisa dengar corak vokal reggae-pop-soul milik Damiano seperti pada Are You Ready? lalu ada single L'Altra Dimensione (Dimensi Lain) yang menawarkan suasana ceria menuju dunia yang bebas, hidup, berwarna dalam balutan irama latin-pop. 

Morirò da Re (Ku Kan Mati Bagai Raja) yang meminta para kawula muda untuk tidak menyerah, selalu yakin pada diri sendiri bisa jadi suguhan yang pas jika ingin mendengar alternative rock ala Måneskin. 

Lagu favorit saya di album ini adalah nomor ballad yang patut disematkan gelar masterpiece, berlirik bak storytelling, Torna a Casa (Pulanglah) tentang kisah mencari sebuah kekuatan untuk bisa bangun kembali setelah jatuh. Tembang yang syahdu namun memanas di bagian bridge, MÃ¥neskin seperti ingin bermain-main dengan telinga pendengarnya.

Pada beberapa lagu seperti Torna a Casa dan L'Altra Dimensione, Måneskin kerap menyebut nama Marlena. 

Ia bukanlah mantan pacar dari salah satu personil namun sebuah tokoh fiksi, sebuah wujud pesan yang ingin mereka komunikasikan melalui musik mereka. 

Marlena adalah kekuatan di dalam diri MÃ¥neskin, sosok kebebasan, kehidupan dan kreativitas.

Album studio kedua bertajuk Teatro d'Ira: Vol I (Teater Kemurkaan) lahir pada Maret 2021. 

Jangan harapkan sound di album tersebut akan sama dengan album sebelumnya karena judulnya saja sudah ngeri. 

Lewat Teatro d'Ira, Måneskin memutuskan untuk ngerock, ganti arah menuju alam kecadasan, lebih garang, lebih marah, dijamin headbanging sepuasnya. 

Album ini masih bertema darah muda yang bergolak mencari kebebasan namun kali ini penuh amarah, penuh kerapuhan, sombong penuh ambisi yang semuanya digeber dengan liar, manis, ngamuk dan sensual.

Teatro d'Ira juga terdengar lebih matang salah satunya berkat lirik-lirik yang semakin ekspresif goresan Damiano sang lyricist Måneskin, permainan bass Victoria yang lebih powerful tanpa meninggalkan ke-funky-annya seperti di lagu Zitti e Buoni atau di lagu In Nome del Padre (Atas Nama Bapak), tembang rap-rock-metal ngomel-ngomel terhadap mereka yang suka mencampuri urusan orang lain. 

Vokal Damiano yang bercorak reggae, soul, nge-pop di album pertama juga berganti warna menjadi rock total yang dieksekusi dengan sempurna. 

Perubahan warna musik yang 360 derajat ini dilakukan Måneskin setelah menyadari bahwa dengan memainkan musik cadas, mereka bisa berekspresi lebih bebas. 

Seluruh lagu di album ini ditulis oleh Måneskin, disusupi sebagian besar baris-baris lirik yang eksplisit. Hanya ada dua lagu berbahasa Inggris dalam album ini yaitu For Your Love tentang hasrat memiliki seseorang dan I Wanna Be Your Slave yang genit. 

Meski menurut saya Damiano berhasil membawakan lagu-lagu Måneskin baik dalam bahasa Inggris atau Italiano, secara pribadi saya lebih suka mendengarkan nomor-nomor mereka yang berbahasa Italia, lebih terasa emosinya. 

Selain membesut lagu-lagu berisik, Måneskin juga tahu cara meninabobokan telinga pendengarnya. 

Saya menyukai power ballad mereka yang mengharu biru yang juga harus disematkan label masterpiece, Vent'anni (20 Tahun), tembang yang berisi sebuah pesan untuk menjadi diri sendiri dalam menghadapi lika-liku, ketidakpastian hidup di masa muda. 

Lagu ini seperti membawa saya terbang ke awal-awal usia duapuluh ketika masih terlalu tomboy, cuek tapi suka ngambek...uupss! Dan.. oh, dengarkanlah lengkingan melodi yang begitu emosional besutan Thomas Raggi pada interlude di lagu ini yang entah kenapa membawa saya ke suasana alam rock 80-an... Slash, Richie Sambora, Steve Clark yang kerren... 

Saya antusias menunggu album Måneskin selanjutnya. Mudah-mudahan mereka bisa mempertahankan sound seperti yang ada di album ini. 

Kalau perlu lebih dahsyat lebih matang lagi tapi jangan sampe gosong apalagi usia mereka baru duapuluhan, jalan masih panjang, masih terus mengeksplor kreativitas dengan bakat dan hasrat anak muda yang luar biasa yang mereka wujudkan lewat musik dan lirik-lirik inspiratif seperti misalnya pada pre-chorus Vent'anni, 

E sarai pronto per lottare/oppure andrai via
E darai la colpa agli altri o la colpa sarà tua
Correrai diretto al sole/oppure verso il buio
Sarai pronto per lottare/per cercare sempre la libertà

Dan kau kan siap tuk bertarung atau kau malah akan pergi
Dan kau kan salahkan orang lain atau itu kan jadi salahmu sendiri
Kau kan lurus berlari ke arah matahari atau menuju ke dalam gelap
Kau kan siap tuk bertarung, tuk selalu mencari kebebasan 

lalu pada chorus,

E andare un passo più avanti, essere sempre vero
Spiegare cos’è il colore a chi vede bianco e nero
E andare un passo più avanti, essere sempre vero
E prometti domani a tutti parlerai di me
E anche se ho solo vent’anni dovrò correre

Dan melangkahlah lebih jauh, jadilah dirimu selalu
Jelaskan arti warna kepada mereka yang selalu melihat hitam dan putih
Dan melangkahlah lebih jauh, jadilah dirimu selalu
Dan esok, berjanjilah kau kan bicara kepada semua orang tentangku
Dan meski aku baru duapuluh, aku harus bergegas

Saya beruntung waktu itu ngintip-ngintip final Eurovision di mana Måneskin keluar sebagai pemenang dan mengukuhkan keempat anggotanya sebagai idola baru generasi masa kini, terlahir untuk mereka yang doyan musik berisik, mereka yang ingin meneriakkan isi hati, mereka yang menghargai keunikan diri, mereka yang tengah berkobar jiwa mudanya atau mereka yang selalu berjiwa muda. 

Sang cahaya rembulan menerangi semuanya, semoga takkan redup begitu saja. Dan nggak perlu manyun kalo musik mereka tidak sesuai dengan selera Anda karena ini semua cuma musik, tapi ini asyik, sebuah alunan keras menggelitik, sebuah gebrakan rock, rock made in Måneskin! Bellissimo! 

MÃ¥neskin
Vent'anni (20 Tahun) 
Album: Teatro d'Ira Vol. I (Teater Kemurkaan)/2021
Musik: MÃ¥neskin
Lirik: Damiano David (vokal)
Label: Sony, RCA

Salam dari Prancis!

Referensi: Satu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun