Album ini masih bertema darah muda yang bergolak mencari kebebasan namun kali ini penuh amarah, penuh kerapuhan, sombong penuh ambisi yang semuanya digeber dengan liar, manis, ngamuk dan sensual.
Teatro d'Ira juga terdengar lebih matang salah satunya berkat lirik-lirik yang semakin ekspresif goresan Damiano sang lyricist MÃ¥neskin, permainan bass Victoria yang lebih powerful tanpa meninggalkan ke-funky-annya seperti di lagu Zitti e Buoni atau di lagu In Nome del Padre (Atas Nama Bapak), tembang rap-rock-metal ngomel-ngomel terhadap mereka yang suka mencampuri urusan orang lain.Â
Vokal Damiano yang bercorak reggae, soul, nge-pop di album pertama juga berganti warna menjadi rock total yang dieksekusi dengan sempurna.Â
Perubahan warna musik yang 360 derajat ini dilakukan MÃ¥neskin setelah menyadari bahwa dengan memainkan musik cadas, mereka bisa berekspresi lebih bebas.Â
Seluruh lagu di album ini ditulis oleh MÃ¥neskin, disusupi sebagian besar baris-baris lirik yang eksplisit. Hanya ada dua lagu berbahasa Inggris dalam album ini yaitu For Your Love tentang hasrat memiliki seseorang dan I Wanna Be Your Slave yang genit.Â
Meski menurut saya Damiano berhasil membawakan lagu-lagu MÃ¥neskin baik dalam bahasa Inggris atau Italiano, secara pribadi saya lebih suka mendengarkan nomor-nomor mereka yang berbahasa Italia, lebih terasa emosinya.Â
Selain membesut lagu-lagu berisik, MÃ¥neskin juga tahu cara meninabobokan telinga pendengarnya.Â
Saya menyukai power ballad mereka yang mengharu biru yang juga harus disematkan label masterpiece, Vent'anni (20 Tahun), tembang yang berisi sebuah pesan untuk menjadi diri sendiri dalam menghadapi lika-liku, ketidakpastian hidup di masa muda.Â
Lagu ini seperti membawa saya terbang ke awal-awal usia duapuluh ketika masih terlalu tomboy, cuek tapi suka ngambek...uupss! Dan.. oh, dengarkanlah lengkingan melodi yang begitu emosional besutan Thomas Raggi pada interlude di lagu ini yang entah kenapa membawa saya ke suasana alam rock 80-an... Slash, Richie Sambora, Steve Clark yang kerren...Â
Saya antusias menunggu album MÃ¥neskin selanjutnya. Mudah-mudahan mereka bisa mempertahankan sound seperti yang ada di album ini.Â
Kalau perlu lebih dahsyat lebih matang lagi tapi jangan sampe gosong apalagi usia mereka baru duapuluhan, jalan masih panjang, masih terus mengeksplor kreativitas dengan bakat dan hasrat anak muda yang luar biasa yang mereka wujudkan lewat musik dan lirik-lirik inspiratif seperti misalnya pada pre-chorus Vent'anni,Â