"Uda, tadi lihat anak kecil berjilbab merah tidak di sini? Yang tadi di sebelah saya?"
Laki-laki itu menggeleng. Pembeli lainnya juga ikut memperhatikan Aira yang terlihat kebingungan mencari anaknya.
Aira berlari sambil terus meneriakan nama Aya.
"Aya ... Aya ... Pak lihat anak kecil lewat sini tidak?" Aira bertanya sepanjang jalan. Hingga dia mendengar suara jeritan seseorang.
"Eh, itu anak siapa? Awas mobil itu!"
"Ambil anak itu, cepet!" teriak salah seorang diantaranya. Aira berlari begitu dirinya menyadari bahwa itu adalah Aya, anaknya.
"Aya ...!" suara Aira menambah panik pada Aya. Anak kecil itu malah semakin ke tengah jalan hingga akhirnya sebuah motor dengan kecepatan tinggi yang dikendarai seorang pemuda menabrak tubuhnya.
"Ayaaa!"
Tubuh kecil itu terhempas beberapa meter dari tempat dia berpijak. Semua orang berkerumun, Aira terduduk lemas. Sebisa mungkin dia mengumpulkan seluruh sisa-sisa tenaga yang masih dimilikinya. Aya tergeletak dengan darah yang mengalir dari pelipisnya. Tubuh mungil itu tak bergerak sama sekali. Aira memeluk tubuh Aya, hingga mobil Ambulance datang.
***
Suara napas yang terdengar dari ventilator yang terpasang di wajah gadis kecil itu, terasa berlomba dengan degup jantung sang bunda. Terngiang di telinganya saat bibir mungil Aya terus berkata ingin ke surga-Nya.