Aya tersenyum sambil memainkan jemarinya, "Mau sulga."
"Aamiin. Insya Allah Aya dapat surga"
***
Keadaan pertokoan di pasar menjelang Hari Raya Idul Fitri sangatlah padat. Hampir semua orang tumpah ruah memenuhi toko. Aira menggenggam erat tangan Aya sambil terus memperhatikan ke depan. Sang ayah tidak bisa menemani karena ada urusan mendadak di kantornya.
"Nah, itu Aya. Bajunya cantik-cantik. Kita ke sana ya?" Aira menunjuk salah satu pertokoan yang menjual beraneka macam pakaian dari anak-anak hingga dewasa.
Lokasi pertokoan yang berada di sepanjang jalan raya, memudahkan para pembeli untuk memarkirkan kendaraannya dan langsung menuju tempat yang diinginkan. Kendaraan roda dua terparkir rapi di sepanjang pertokoan itu. Beberapa kali Aira harus menggendong anaknya, karena pembeli begitu ramai.
"Yang ini berapa, Uda?" tanya Aira menunjuk sebuah baju gamis berwarna hijau dengan motif bunga-bunga untuk Aya.
"Seratus lima puluh ribu."
Harga semua barang tiba-tiba melonjak naik menjelang lebaran. Aira sudah mengerti sebenarnya, tapi semua karena dia ingin membahagiakan Aya. Hanya toko Uda Heri yang terbilang murah dibandingkan toko lainnya. Wajar saja jika pembeli begitu terpusat di toko itu.
"Aya suka, Nak?" Aira menoleh ke bawah namun dirinya tak menemukan Aya di sana.
"Aya ... Aya ... Aya di mana?" Aira nampak panik.