petani yang terbungkuk,Â
dan priyayi yang lelah bermimpi.
Medan Prijaji,
ia bangun dari darah dan keringat,
menjadi suara untuk mereka yang tak bersuara.
Ia tak hanya menulis berita,
tapi spirit perlawanan yang berdenyut di setiap kata.
Ia tak hanya membuat kata,
tapi gelorakan harapan,Â
di setiap aksara,
agar pribumi berani bermimpi.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!