Berbagai sesajen dibawa ummat Hindu yang datang sembayang kesana. Sesajen ini sesuai dengan kemampuan, uniknya selain makanan ada uang juga yang diselipkan. Ada 20 ribuan, 50 ribuan dan 100 ribuan. Oh ya sukacita yang tak terhingga karena aku da teman-teman mendapat kesempatan juga mendapat percikan air suci yang sudah didoakan pendeta Bali. Air ini diyakini sebagai berkat untuk ummat yang hadir.Â
Pendeta yang hadir tidaklah satu tetapi banyak, lebih dari 6 orang. Karena saat itu ummat Hindu yang hadir di Pura Sagara lumayanbanyak. Sepertinya lebih dari 500 orang. Dan tentunya semua yang hadir berharap mendapat percikan air. Sekitar 2 jam kami mengikuti jalannya upacara yang berjalan secara khusuk dan penuh hikmat.Â
Sepulang dari upacara Melasti perut lumayan keroncongan apalagi kalori yang terbakar lumayan banyak, he...he...he... karena rute perjalanan kami mulai dari Masjid Al Alam hingga Pura Sagara semua ditempuh dengan berjalan kaki. Oh ya makanan disana lumayan banyak mulai dari bakpao (ini kesukaanku), sate lilit khas Bali. Ada 2 rasa untuk sate ini yang halal (daging ayam) dan non halal (daging babi). Begitupun cemilan yang ada mulai dari kerupuk kulit B2 (babi), ketan yang dibungkus dengan daun berisi kacang kedelai (kalau di Jakarta sering disebut lepet).
Usai sudah perjalanan kami dari siang hingga sore dan terakhir sesuai dengan janji kami mengunjungi pantai tempat nelayan mencari ikan yang berada tepat di depan Masjid Al Alam.
"Happy, happy dan happy"
Itulah hal yang aku rasakan. Terimakasih Koteka, terimakasih Wisata Kreatif JakartaÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H