Saat berkunjung kesana kami bertemu dengan Ibu Veronika salah satu ummat yang rajin datang untuk beribadah di wihara ini. Wanita ini menceritakan di wihara ada satu ruangan khusus untuk siapa saja yang mau datang beribadah. Namun khusus hari Minggu ada jam ibadahnya yaitu pagi -sore dan  kitab suci Tripitaka adalah bacaan yang dipakai saat sembayang. Beruntungnya kami diijinkan untuk masuk ke rumah ibadah oleh ibu Vero. Ruangannya cukup luas , nyaman ber-AC. Di bagian tengah adalah tempat sembayag ummat tidak ada tempat duduk tetapi cara beribadahnya dengan berlutut dan disana disediakan bantalan untuk berdo'a.Â
Selesai mengunjungi ruang ibadah, kami berkeliling ke wihara lalilavustara. Disini banyak tempat dengan berbagai patung dewa yang bisa dipakai ummat untuk berdo'a meminta misalnya rejeki, jodoh, kesehatan maupun keberhasilan dalam usaha. Oh ya dalam lingkungan wihara ini juga ada  Sekolah Tinggi Agama Buddha Maha  Prajna. Dimana kelak lulusannya nanti bisa menjadi biksu.
Cukup puas kami berkeliling di vihara yang usianya sudah beradab-abad ini. Oh ya di depan vihara sebelum masuk ada satu patung dari Thailand patung ini unik karena memiliki 4 wajah. Patung ini masih baru ini terlihat dengan tampilannya yang masih mulus. Sekeliling patung ada banyak sesajen dilengkapi dengan tulisan bahasa Thailand.
Perayaan MelastiÂ
Dan trip kami yang terakhir adalah mengikuti perayaan upacara Melasti, apa itu? ini adalah proses penyucian diri ummat Hindu sebelum perayaan hari raya Nyepi yang tahun ini jatuh pada tanggal 22 Maret 2023. Khusus di Jabotabek perayaan Melasti diadakan di Pura Sagara yang terletak di tepian pantai Cilincing Jakarta Utara. Â
Saat kami kesana prosesi upacara sedang berlangsung, karena tempat suci pengurus pura menanyakan pada kami adakah diantara kami yang sedang berhalangan? beruntung kami 6 perempuan yang hadir dalam kondisi bersih, jadi....kami diijinkan untuk hadir disana.Â