"Key!'
   Aku menoleh saat namaku dipanggil. Dan....
   "Hey! Kak Indra ya? Hallooo... akhirnya ketemu juga," kataku tanpa menutupi rasa girang ini.
   Kuulurkan tangan ini untuk menjabatnya yang segera disambut dengan jabatan erat oleh laki-laki yang kupanggil Kak Indra. Kami menyatukan perasaan senang ini melalui jabatan tangan yang erat dan senyum yang mengembang. Pertemuan pertama di dunia nyata. Setelah sekian lama berteman di dunia maya.
   Kami lantas berjalan bersisian menuju pintu keluar. Mengikuti arus penumpang lain yang juga sama-sama hendak keluar. Suasana bandara pagi ini cukup ramai. Maklum hari libur. Sambil berjalan sesekali kudongakkan kepala melihat Indra yang menerangkan sesuatu hal. Tampak tenang dan berwibawa. Sesekali terlihat ia tersenyum dan melambaikan tangan ketika berpapasan dengan orang. Mungkin orang yang mengenalnya sering ke bandara. Mengingat ia adalah warga kota itu.
  Entah diriku yang terlalu mungil atau dirinya yang terlalu menjulang sehingga aku serasa berjalan dengan bule, saking seringnya mendongak saat berbincang dengannya. Lelaki yang berjalan disebelahku ini perawakannya memang tinggi. Berat badannya sedang-sedang saja, hidungnya bangir kulihat dari samping. Dengan kulit sawo matang yang dihiasi bulu-bulu tangan yang tampak halus dan rapi, aku sebut ciptaan Tuhan ini, tampan.
   "Selamat datang di kotaku. Semoga kamu suka," ucapnya begitu kami tiba di pelataran.
   Aku tersenyum. Kurentangkan tangan ini lebar-lebar sambil menghirup udara pagi yang segar.
   "Huaaahh...segarnya. Terima kasih ya Kak sudah meluangkan waktu untukku. Tapi aku tidak bisa lama-lama. Nanti malam aku kembali dengan penerbangan terakhir. Jadi hanya punya waktu seharian saja untuk mengelilingi kota ini."
   "Loh! Jadi kamu betul-betul cuma sehari ini? Enggak bisa menginap walau semalam?" ujar Indra dengan nada kaget.
   Aku mengangguk.