Dalam contoh kasus di atas, Teori Formula Klitgaard digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor korupsi yang terlibat dalam kasus korupsi proyek infrastruktur publik dan merancang strategi anti-korupsi yang relevan. Penting untuk menyesuaikan strategi sesuai dengan keadaan dan kebutuhan spesifik dalam konteks proyek infrastruktur publik tersebut.
CONTOH KASUS DARI TEORI FORMULA KLITGAARD
Berikut ini adalah contoh kasus nyata di Indonesia yang dapat mengilustrasikan penerapan Teori Formula Klitgaard dalam menganalisis dan mengatasi korupsi:
Kasus: Korupsi dalam Proyek Pembangunan Jalan Raya
Konteks: Sebuah proyek pembangunan jalan raya di Indonesia mengalami kasus korupsi yang melibatkan pejabat pemerintah, kontraktor, dan pihak terkait lainnya. Dana proyek yang seharusnya digunakan untuk pembangunan jalan raya tersebut disalahgunakan oleh para pelaku korupsi.
Identifikasi Faktor Korupsi:
Monopoli: Pejabat pemerintah memiliki kekuasaan dalam pemilihan kontraktor dan pengelolaan dana proyek pembangunan jalan raya.
Diskresi: Tidak ada mekanisme pengawasan yang memadai untuk mengontrol penggunaan dana proyek dan memastikan kepatuhan terhadap prosedur yang ditetapkan.
Akuntabilitas: Tidak adanya transparansi dan akuntabilitas yang memadai dalam penggunaan dana proyek, sehingga sulit untuk melacak aliran dana dan memantau penggunaannya secara efektif.
Pengukuran Faktor-Faktor Korupsi: Berdasarkan Formula Klitgaard, tingkat korupsi dalam kasus ini dapat diukur dengan mempertimbangkan tingkat monopoli, diskresi, dan akuntabilitas yang terjadi. Jika tingkat monopoli dan diskresi tinggi, sementara tingkat akuntabilitas rendah, maka tingkat korupsi dalam proyek pembangunan jalan raya tersebut cenderung tinggi.
Perencanaan Strategi Anti-Korupsi: