Simbol adalah tanda yang diasosiasikan dengan tanda dan yang ditandakan. Itu dilambangkan dengan tanda yang tanda-tandanya telah disepakati sebagai indikasi umum. Misalnya lampu merah berarti berhenti, semua orang tahu dan setuju bahwa lampu merah berarti berhenti. Â
Semiotika John FiskeÂ
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori semiotika John Fiske, dimana semiotika (ilmu tentang tanda) memiliki dua perhatian utama, yaitu hubungan antara tanda dengan maknanya dan bagaimana sebuah tanda dipadukan menjadi sebuah kode (J. Fiske dan J. Hartley, 2003:
22). Teks adalah inti dari semiotika. Dalam hal ini, teks dapat dimaknai secara luas, bukan hanya teks tertulis. Apa pun yang memiliki sistem tanda komunikatif, seperti yang terkandung dalam teks tertulis, dapat dianggap sebagai teks, mis. film, sinetron, sinetron, kuis, iklan, foto, program sepak bola (John Fiske, 2007:
282). Fiske menganalisis siaran televisi sebagai "teks" untuk mengkaji berbagai lapisan makna dan isi sosio-kultural. Fiske mempermasalahkan teori bahwa khalayak massa akan mengkonsumsi produk yang ditawarkan kepada mereka tanpa berpikir panjang. Fiske menolak gagasan "penonton" yang mencakup massa yang tidak kritis. Dia mengusulkan "penonton" dengan latar belakang dan identitas sosial berbeda yang memungkinkan mereka menerima lirik yang berbeda. Menurut John Fiske, semiotika adalah studi tentang makna penanda dan sistem tanda; studi media; atau studi tentang bagaimana semua jenis tanda berfungsi dalam masyarakat untuk mengkomunikasikan makna.
Konsep Dasar Semiotika Semiotika adalah ilmu tentang makna tanda yang menyelidiki mitos dan metafora. Konsep dasar semiotika adalah tanda/simbol, kode, makna, mitos dan metafora.
1. Tanda Menurut Saussure (Sobur, 2006), tanda terdiri dari tiga bagian, yaitu:
A Tanda (sign) mengandung aspek material (bunyi, huruf, gambar, gerak, bentuk).
b) Penanda adalah aspek material dari bahasa:
apa yang dikatakan atau didengar dan apa yang ditulis atau dibaca.
C. petanda (ditunjuk) adalah gambaran, pemikiran dan konsep. Makna adalah sisi mental dari bahasa.
Ketiga unsur ini harus utuh, tanpa unsur tidak ada tanda yang layak disebut atau bahkan dibayangkan. Oleh karena itu, petanda adalah sebuah konsep atau apa yang direpresentasikan oleh penanda, dan hubungan antara petanda dan petanda disebut hubungan simbolik yang menghasilkan makna (Barthes dalam Sunardi, 2004).
Misalnya, kata "supermarket" bisa menjadi tanda karena memiliki penanda (kata itu sendiri) dan penanda (tempat sebenarnya di mana kita bisa berbelanja). Kesatuan kata dan kenyataan menjadikan supermarket sebagai merek. Tanda dalam kehidupan manusia banyak jenisnya, antara lain tanda gerak atau gestur, tanda verbal yang dapat berupa kata-kata yang diucapkan, dan tanda nonverbal yang dapat berupa bahasa tubuh. Tanda dapat berupa isyarat tangan yang dapat diartikan sebagai ajakan, atau anggukan dapat diartikan sebagai tanda persetujuan. Suara-suara seperti klakson sepeda motor, dering telepon atau suara manusia. Â
Iklan sebagai Fenomena Semiotik dalam PemasaranÂ