Mohon tunggu...
Delia Puspita
Delia Puspita Mohon Tunggu... Penulis - SMAN 1 PADALARANG

Pelajar

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Pelangi Hitam

8 Februari 2020   08:40 Diperbarui: 8 Februari 2020   08:50 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Terlihat malam yang begitu indah terang oleh sinar bulan dan bintang.Namun ia menangis ketika terbayang senyum indahnya yang kini tak bisa ia lihat lagi. Tawanya yang nyaring tak bisa ia dengar lagi.Waktu cepat berlalu,tak disangka orang yang begitu dekat bisa menjadi dua orang asing yang tidak saling tanya.

Malam berganti pagi,suara ayam begitu nyaring ditelinganya, hingga dia terbangun dan melihat jam ternyata sudah jam 7:15 WIB.Segera dia membersihkan diri. Tak sempat sarapan. Dia bergegas pergi ke sekolah.

"Maaf pak saya terlambat,tadi diperjalanan macet"

"Silahkan belajar di luar!"

"Maaf pak, Tapi.."

"Keluar! "

Sudah ia duga, akhirnya ia pun pergi keluar. Tanpa ada sepatah kata pun.Ketika di luar kelas, tiba tiba ada seseorang menghampirinya dan duduk disampingnya.

"Mau?" tanyanya sambil menyodorkan roti. Dia tersenyum dan menolak tawarannya.

"Gila yaa jago banget dia main basket nya," dia penasaran siapa yang wanita puji itu.

"Iya dia emang jago, dia ketua basket"

Dia hanya tersenyum.

"Kamu ngapain diluar?

"Emm ingin cari udara segar aja"jawabnya, "kamu sendiri ngapain diluar?"

"Telat hehe, jadi ga dibolehin masuk deh"

"Aku Alvaro, "kata Al sambil menyodorkan tangan

"Namaku Adara, panggil aja aku Dara.Kamu sendiri sering dipanggil apa?"

"Kalau temanku manggil aku Al".

Ketika asyik berbincang tiba tiba bel berbunyi.Guru killer pun keluar.

"Aku masuk kelas ya"

"Oke." Dara pun pergi, dan Al masuk ke kelas.

Ketika istirahat Al pergi ke kantin dan tidak sengaja melihat Dara bersama teman temannya.Saat itu Dara juga melihat Al dan melambaikan tangan untuk memberi isyarat bahwa dia menyuruh Al untuk bergabung. Al pun menghampirinya.Ia berkenalan dengan teman temannya yang lain. Teman temannya itu welcome kepada Al dan saat itulah Al mulai dekat dengan Dara.

'Trutt' ponsel Al  bergetar, Al melihat ternyata ada pesan dari Dara

Al aku kerumah kmu yaa

Iya boleh

Oke aku otw sekarang

Iya

Dia memang sering ke rumah Al. Dari hanya sekedar main game bareng,nonton, atau bahkan kerjain tugas bareng.Al memang sudah lama mengenalnya, tahun lalu mereka sempat tidak sekelas. Dan sekarang mereka sekelas,hingga duduk sebangku. Bagi Alvaro dia lucu, dia bener bener bisa buat Al ketawa lepas,dia bisa buat Al lupa dengan masalah apa pun.

'Tok tok, Tok Tok'

"Bentar"segera Al membuka pintu

"Waalaikumsalam"kata Al.

"Eh iya maap hehe. Assalamualaikum Al"

Al hanya tersenyum.

"Dirumah kamu ga ada siapa siapa Al? "

"Yaa kaya biasa,ga ada terus kan"

Dia hanya ketawa

"Eh iya aku mau cerita sama kamu"

"Yaudah cerita aja"

"Aku udah jadian sama Melvin,Al coba kamu cubit aku. Kayanya ini mimpi deh"

"Apaan sih, ga jelas banget"

"Ya ini jelas lah Al. Gimana sih temen seneng bukannya ikut seneng"

"Iya iyaaa selamat yaaaa Dara"

"kok kamu kaya yg ga ikhlas gitu sih ngomongnya"

"Terus aku harus gimana?"

"Yaa senyum kek semangat dikit kenapa"

Al hanya tersenyum tipis. Al tidak mengerti apa dia harus bahagia melihat Dara bahagia atau malah  ia harus sedih dengan kabar ini. Dalam hatinya Al hanya bisa berharap bisa seperti mereka mereka yang pernah Dara cintai dan miliki.

"Woyy,bengong mulu" sambil ketawa

Al hanya tersenyum melihatnya tersenyum. "Yaudah ayoo main game aja," ajaknya. Akhirnya Al beranjak pergi dari kursi untuk main game Play Stasion.

Setelah beberapa menit sampe satu jam mereka bermain. Sambil menertawakan hal yang  tidak lucu sekali pun. Setelah main game. Dara tidak berhenti main handphone. Padahal Al sedang berbicara padanya.

"Ra aku ini lagi ngomong serius lho... Kamu ga mau dengerin?"

"Ini kan sambil didengerin Al"

"Tapi Ra.. "

"Eh kamu liat deh,ini karyanya Melvin. Keren banget yaa.Ternyata dia itu sering gambar gambar gitu. Kata dia, dia suka banget ngelukis. Menurut kamu gimana?"

"hmm.. Iyaa bagus"

"Aku mau dia gambar aku juga sebenernya,tapi katanya belum ada waktu. Tapi gapapa sih"

Al hanya terdiam mendengarkan Dara bercerita banyak tentang Melvin.Bagi Al dia itu sempurna, Dia iri dengan  orang diluar sana yang bisa mendapatkan hatinya.

"Terkadang kamu berpikir terlalu jauh hingga melupakan orang orang terdekat yang memikirkan mu"

Keesokan harinya Al melihat Dara bersama Melvin.Mereka begitu asyik mengobrol dengan makanan kantin yang sederhana. Dara begitu tampak bahagia bersamanya. Begitu hangatnya mereka mengobrol.Luka Al semakin dalam, Al tak sanggup melihat mereka. Akhirnya Al pun tak jadi makan di kantin.

"Kenapa Al bengong mulu"kata Rava teman sekelas Al.

"Eh Rav, biasa lah lagi banyak tugas. Jadi suka bingung gitu mau ngerjain yang mana dulu,"jawab Al

"Ah ada ada aja kamu Al.Dipikirin iya ujung ujungnya dikerjain engga. Malah nyontek iya"

"hahaha  bisa aja kamu Rav"

"Mereka bahagia gitu yaa " sambil memandang Dara dan Melvin

Aku hanya tersenyum tipis

"Pernah denger ga? Fiersa Besari pernah bilang kalau seberjuang apa pun kita, kita bakalan kalah sama yang menyatakan atau yang mengungkapkan." lanjutnya. "Aku saranin ya Al. Kalau misalkan kamu punya perasaan sama seseorang. Mending kamu nyatain aja gimana perasaan kamu sebenarnya. Jangan dipendem,lama lama luka nya makin dalam."

"Aku pergi dulu ya Rav, ada urusan"

Entah kenapa kali ini omongan Rava terngiang ngiang di telinga dan pikiran Al. Kata katanya seakan memotivasi Al untuk mengakhiri cinta diam diam ini. Muak rasanya jika harus terus memendam.Dara tidak akan pernah tahu dan mengerti jika Al tak pernah menyatakan perasaannya. Tapi Al bingung bagaimana bisa Al memberitahu dia tentang perasaan ini, sedangkan Al telah lama menjadi sahabatnya Dara. Dan Al yakin jika Al mengungkapkan ini semua, hubungan persahabatannya  akan hancur. Alvaro tidak mau menyatakannya, lebih baik Al memendam saja. Toh Al juga bisa dekat dengannya dan bisa menjaganya walau Dara tidak akan pernah mengerti tentang sikap Al kepada Dara.

Akhirnya bel pulang sekolah berbunyi dan Al pun bergegas pulang. Al melihat Dara di gerbang menunggu angkutan umum

"Woy" sapa Al,"mau pulang bareng ga?"

"Gaperlu aku naik ojek aja"

"Iya kan ini ojeknya" Al tertawa

Dara hanya diam tidak menjawab

"Yaudah ayoo cepet naik, keburu besok"

"Gak lucu"

Akhirnya Dara naik motor Al. Al dan Dara memang sering pulang bareng, hampir setiap hari Al bersamanya. Tapi sejak Dara pacaran sama Melvin, mereka gak pernah pulang bareng lagi. Diperjalanan Al menanyakan tentang Melvin yang tidak bisa mengantar Dara pulang. Katanya, Melvin harus buru buru mengantar mamahnya kerumah sakit. Mereka sampai di rumah Dara

"Bentar Ra"

"Kenapa? Ohh iya aku lupa ga ngasih,ini maap yaa " sambil memberi uang pada Al.

"Lah, apasih Ra,bukan ini"

"Terus apa dong, duh Al aku ga punya daun buat bayarnya"

Al hanya diam dan sungguh itu tidak lucu.

"Ini, kamu simpen baik baik yaaa." Al beri dia box yang memang sudah beberapa hari Al simpan untuknya.

"Buka nya nanti aja didalam yaa"

"Makasih yaa"dia tersenyum.

Al pun pergi menuju rumah.Sesampainya dirumah, Dara memberi pesan singkat kepada Al

Makasih banyak Alvaro.

Aku suka,

ga nyangka kamu jago gambar juga

ohh jelas wkwk

Box itu berisi lukisan yang menggambarkan bagaimana sempurnanya Dara. Al memang sudah lama tidak pernah melukis atau pun menggambar. Tapi Al tidak tahu kenapa, ketika Dara bilang ingin dilukis oleh Melvin. Al merasa termotivasi untuk melukis Dara. Sulit memang dan Al juga takut jika Dara tidak suka dengan lukisan itu. Al pikir itu tidak mirip dengan Dara. Karena jelas Dara tidak bisa dilukis oleh orang yang amatiran. Lukisan Allah yang sempurna. Dan dia memang tampak lebih indah pada kenyataannya dibanding lukisan Al. Namun ternyata harapan Al tercapai. Dia menyukai lukisan Al.

**


"Al kenapa ya aku pesek, aku mau mancung Al"

"Kenapa sih Ra? kan emang dari dulu kamu pesek " sambil tertawa

"Ga lucu Al. Melvin sekarang banyak orang yang deketin dia. Dan yang ngedeketinnya itu mancung banget,aku takut Al. Takut Melvin malah suka sama mereka"

"Dara udahlah kamu itu udah lebih cantik dari yang mancung.Gak usah neko neko"

"Kok gitu sih Al"

"Iya kalau memang dia nya bener bener sama kamu, dia pasti lebih pilih kamu."

Dia berhenti dan diam dengan bibir yang cemberut. "senyum dong Dar".

"Tau ah"  jawabnya.

Mereka pun mengikuti KBM seperti biasa.Ketika istirahat ia beritahu Al bahwa dia ada urusan dengan Melvin di taman sekolah.Al hanya mengiyakan perkataannya dan berusaha bersikap biasa saja.

Ketika Al dan teman teman Al yang lain sedang melewati taman. Al melihat Dia menangis di depan Melvin.Namun Melvin tampak enggan untuk menenangkannya.Dara pun berlari ke arah kelas, Al berlari mengikutinya.Sesampainya dikelas Al berusaha untuk tidak membuat hatinya lebih terluka lagi. Al memilih diam, dan berusaha untuk menenangkannya.Al menunggu sampai dia lebih baik keadaannya. Al pun bertanya

"Kamu kenapa?"

Saat itu Dara belum menjawab. Al pun tidak bisa berbuat apa apa,selain berusaha menenangkannya.

"Al"dengan nada yang penuh isak tangis

"Iya Ra"

"Melvin putusin aku. Dia bilang aku terlalu baik buat Melvin.Aku ga mau Al. Aku sayang sama dia. Tapi dia bilang keputusannya sudah bulat."

Mendengar itu Al hanya bisa diam ternyata Al lebih terluka ketika melihat dia menangis karena orang lain. Dibanding ketika dia bahagia dengan yang lain.

"Kamu sabar ya Ra, aku yakin masih banyak orang lain selain Melvin yang lebih baik buat kamu."

Mereka pun pulang ke rumah. Sebelum kerumah, Al mengajaknya ke pasar malam yang mungkin bisa melegakan Dara.

"Al kenapa kamu ajak aku kesini? "

"Kamu belum tahu aja kalo disini seru"

"Tapi kan Al ini udah malem. Emang kamu ga takut dimarahin mamah aku?"

"Nanti aku izin yaa"

Mereka banyak naik wahana permainan disana. Al bahagia bisa melihat dia bahagia. Tawa dan canda mereka lalui bersama.Ketika hari mulai larut mereka pun pulang.

"Kamu mau masuk dulu?"

"Iya, aku kan udah bikin kamu pulang malam."

"Ayo sini"

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"jawab bunda Dara."Kamu kemana aja Dara, udah malem begini baru pulang"

"Maaf tante tadi saya ajak Dara ke pasar malam.Jadinya Dara pulang malem deh."

"oh Alvaro, makasih ya udah anterin Dara pulang"

"Iya tante. Ohh iya saya mau pulang langsung soalnya ini juga sudah malem "

"Hati hati dijalan yaa"

"Makasih banyak yaa Al, aku seneng banget punya sahabat kaya kamu". Kata Dara

"Kalau ada apa apa kamu bilang ya"

"Siapp pak!" sambil hormat

Al tersenyum melihat sikapnya itu.

"Ia seperti mentari
Datang memberi senyuman.
Pergi memberi keindahan.
Tapi ia pergi memberi harapan.
Kamu tidak perlu berharap, karena ia melakukan hal yang sama kepada semua orang. Kamu tak perlu cemburu mungkin itu sudah menjadi pekerjaannya."

Keesokan harinya Dara lebih banyak diam. Ketika diajak mengobrol pun dia terlihat tidak fokus. Mungkin Melvin masih ada dihatinya. Ketika Al ajak dia makan, dia pun tidak mau.

"Ra ayo dong, laper"

"hmm..engga"

"Dara laki laki itu banyak di luar sana. Kamu jangan terpaku sama dia terus, coba buka mata kamu banyak orang yang sayang sama kamu. Ngapain kamu mikirin orang yang ga pernah mikirin kamu.kamu makan yaaa"

"Males Al,gih kamu aja yang ke kantin"

"Yaudah aku bawain makanannya ke kelas ya"

"Gausah Al, aku udah kenyang"

"Kenyang makan angin? "sambil ketawa" yaudah aku pergi dulu "

"Eh tunggu Al,aku ikut, di kelas juga gak ada siapa siapa "

Al hanya tersenyum dan mengajaknya pergi. Namun ketika mereka berjalan menuju kantin, Dara melihat Melvin dengan wanita lain. Dara terlihat tegar namun Al tahu dia terluka.Al mencoba menjauhi Dara dari Melvin dan teman perempuan nya itu. Dalam hati Al. Al hanya bisa berharap Dara tahu siapa yang benar benar mencintainya.

"Al besok kamu ada acara ga?"

"Mm.. Rencananya sih mau tanding basket Ra, kenapa? "

"Yaahhh tadi nya aku mau ajak kamu main Ps"

"Ohh gimana kalau besok kamu nonton pertandingan aja, besok aku jemput ya"

"Serius, boleh tuh Al kayaknya seru."

Keesokan harinya Al menjemput Dara di rumahnya. Dara sudah siap dari pagi, dia lebih bahagia hari ini dibanding kemarin. Dia tersenyum kepada Al dan mengajak Al segera pergi ke pertandingan.Sesampainya dipertandingan, Al siap siap untuk tanding dengan SMAN 3 Bandung. Dara memberi semangat kepada Al.Dia meyakinkan Al menang pada pertandingan ini.

Pertandingan basket sesi 1 berjalan lancar. Namun ketika sesi 2 mulai, Al melihat Dara sedang asyik mengobrol dengan pria lain yang baru Al kenal.Mereka seperti sudah lama kenal, Al melihat mereka tertawa bersama entah kenapa Al merasa tidak nyaman, Al mulai tidak fokus pada pertandingan. Mata Al malah fokus pada Dara dan dia. Akhirnya Al pun digantikan oleh pemain lain.

"Alvaro,kamu cape ya,Ini"(dia memberikan sapu tangannya pada Al). Pada saat itu memang Al lupa tidak membawa handuk, jadi mau tidak mau dari pada keringat berukuran,akhinya Al menerima handuk itu. Dia juga memberi minum pada Al. Al menolaknya, Al merasa tidak enak karena Al baru mengenalnya.

"Aku Vera kelas 11 MIPA 5"

"Alvaro"jawab Al. "makasih ya."

Dia tersenyum pada Al. Al pun membalas senyumannya. Namun, ternyata Dara masih mengobrol dengan pria yang tidak Al kenal akhirnya Al menghampiri mereka.

"Dara!"

"Eh Al,kamu udh selesai? kan pertandingannya belum udahan"

"Dia siapa?"

"Ohh iya dia itu temen sekolah saudara aku Al.Ervin kenalin dia sahabat aku".

Al dan Ervin pun berkenalan. Namanya adalah Ervin,sebenarnya Dara sering cerita tentang Ervin. Namun Al belum tahu sosok Ervin,hingga baru sekarang Al melihatnya.Dara memang sudah dekat, ia dikenalkan oleh saudaranya di sekolah lain. Setahu Al mereka memang sering berkomunikasi lewat WhatsApp. Namun Dara menegaskan bahwa ia tidak akan pernah suka pada Ervin.

Ternyata pernyataan Dara salah, diam diam Dara menyukai Ervin. Katanya wajah dia memang biasa saja tapi dia bisa membuat Dara tertawa. Sikap Ervin yang humoris membuat Dara merasa bahagia bersamanya.

**

Dua tahun lebih mereka bersama sama.Dengan Dara yang selalu memandang orang lain dibanding Al yang sudah lama ia kenal. Mungkin memang mereka tidak diperuntukkan bersama dengan hubungan yang lebih dari sekedar sahabat. Tinggal menghitung bulan mereka akan berpisah.Tapi Dara tetap saja tidak pernah peka.

"Keren banget sihh"sambil melihat handphone.Al penasaran siapa yang dia puji itu.

"Kepo yaaa" katanya.

"Apaan engga lah ngapain juga kepo "

"Masaaa..??Liat deh.Ganteng banget kan, dia kayanya bener bener serius kejar cita citanya."

Al hanya terdiam dan Al pergi meninggalkan Dara.

"Eh mau kemana Al?! Tungguin, main pergi aja."

Al hanya diam dan terus berjalan

"Al kalo aku pacaran sama dia gimana?" sambil berjalan mengikuti Al.

"Fokus belajar, bentar lagi ujian. Jangan pacaran mulu. Kamu mau gitu nilai kamu kecil?"

"Ihh Al, tapi kan dia bisa jadi semangat aku."

"Gimana kamu aja".

Dia hanya cemberut mendengar kata kata Al.

"Aku mau pulang" kata Al.

"Katanya kamu mau nganterin aku beli buku"

"Gak jadi, mamah aku ada urusan lain. Aku pergi dulu ya"

Al pergi meninggalkan Dara. Entah kenapa, Al merasa sangat tidak nyaman ketika Dara memuji muji orang lain dihadapannya.Al sudah tidak tahan dengan semua kepura puraan ini.Al ingin mengakhiri ini semua, tapi sulit baginya untuk mengatakan  bahwa dia sayang padanya.

"Kemudian dia cemburu

Pada bintang yang menemanimu terlelap

Pada senja yang selalu kau tunggu tunggu

Pada angin yang kau harapkan saat panas

Pada buku yang selalu kau cerita kan

Pada embun yang kau lukis

Pada sosok yang selalu kau  percayakan,menemani kesendirian mu

Menggantikan nya.

Tidak terasa waktu begitu cepat berlalu kini tinggal beberapa hari lagi Al dan Dara ujian Nasional. Itu artinya sebentar lagi mereka berpisah, Al tidak bisa setiap hari melihat wajah Dara,hidungnya, senyumnya, canda tawa yang mereka lewati bersama mungkin akan menjadi kenangan yang indah. Mungkin ini lah waktunya Al melupakan Dara, melupakan segala kenangan indah bersamanya. Al tidak tahu berapa lama dia bisa menghapus Dara dari hatinya.Namun Al akan terus berusaha untuk mengikhlaskannya dengan yang lain.

"Al bentar lagi kita lulus SMA, kalau kita sekampus lagi, awas yaa jangan cuekin aku. Harus tetep kenal okee"

Hari perpisahan pun terjadi, mungkin Al tak akan sanggup untuk pergi meninggalkannya. Dara masih seperti anak kecil, Dara butuh sosok orang yang dewasa yang bisa menjaganya dengan tulus. Ketika sedang asyik Dara berbincang dengan temannya, tiba tiba Dara mendengar lagu kesukaannya lebih tepatnya dia sangat suka dengan lagu Sheila on 7.

"Eh Al itu ada lagu favorit aku. Gimana kalau kita duet, tampil di depan Al"

"Males ah, malu juga"

"Ayolah Al demi Dara,yaa"

Dara terus memaksa Al untuk bernyanyi bersamanya, hingga akhirnya Al pun mau.Mereka berdua menyanyikan lagu Sheila on 7- hari bersamanya,ketika alunan gitar Al mainkan, Dara bernyanyi dengan senang hati. Sesekali dia tersenyum pada Al.Al kira dia menyukainya,namun ternyata lagu itu untuk seorang laki laki yang berdiri di depan panggung, ia adalah Rama yang dulu sering di puji puji Dara didepan Al. Rama tersenyum kepada Dara, dan setelah selesai ia naik ke atas panggung. Rama mengambil mic.

"Dara, detik ini hari ini. Aku mau ini adalah hari spesial bagi kita. Mereka adalah saksi bahwa aku mencintaimu.Will you my girlfriend?"

Kenapa harus sekarang, kenapa tidak besok atau tidak usah saja. Kenapa harus ketika Al berada dihadapan mereka. Al tidak bisa menahan tangis, disana Al benar benar kelihatan lemah. Akhirnya Al memutuskan untuk menjauhi mereka pergi dari gedung itu. Al sudah tidak peduli dengannya, Al sudah tidak tahan. Lebih baik Al mundur saja, percuma saja jika Al terus berjuang tapi mereka yang baru datang selalu diutamakan. Al harus melupakan Dara,dan pada hari itu Al memutuskan untuk kuliah diluar kota.

'trut' handphone Al bergetar ternyata Dara mengirimkan  pesan.

P

Tadi kamu kemana?

Aku cari cari kamu gak ada

Aku pulang duluan

Maap yaa gak bilang dulu

Aku lagi ga enak badan

Ohh oke Al

Cepet sembuh yaa

"Dia tahu kemana ia akan pergi,tapi jalan itu sudah tertutup. Tidak ada kesempatan untuk menemuinya.Ia hanya terdiam,

tidak tahu apa yang harus dia lakukan.Ia melihat ke arah langit, berharap langit kan mengirimkan seseorang yang ia tuju.Namun langit malah memperlihatkan orang yang ia tuju bersama orang lain. Bulan bilang "dia yang kamu tuju sudah bahagia".

Kini ia memang harus sendiri mengarungi laut yang begitu luas, walau hatinya tak menentu.

Tapi ia akan membuktikan bahwa dia bisa menjadi orang yang membanggakan."

Sebulan mereka tidak bertemu, komunikasi lewat handphone saja jarang.Dara selalu mengirimkan pesan pada Al, namun Al benar benar ingin menjauhi Dara agar Al bisa melupakannya.Namun berkali-kali Dara selalu menghubungi Al dan memaksa untuk bertemu. Katanya ada hal penting, akhirnya Al pun menuruti kemauannya. Mereka bertemu di Balai kota Bandung tempat biasa mereka bertemu. Al tidak tahu apa yang akan dia bicarakan.

Al pun bergegas untuk menemui Dara.Sesampainya di taman, Dara terduduk sendiri. Dan Al segera menghampirinya

"Hey Ra.. Assalamualaikum.Ada apa,katanya ada hal penting?" kata Al.

"Waalaikumsalam, aku mau ngomong Al."

"Iya apa?"

"Akhir akhir ini kamu jadi susah dihubungi.Kamu kenapa sih Al masa gara gara kita pisah tempat sekolah kita jadi gak ada komunikasi."

"Aku sekarang bener bener sibuk Ra, aku jarang banget main handphone"

"Kan bisa kamu jawab bentar, padahal kamu on aku liat. Tapi kenapa gak dibales bales yang aku. Kamu udah lupain aku ya, aku sahabat kamu Al masa kamu lupain. "

"Aku gak lupain kamu Dara, iya oke maap ya aku gak bales bales chat dari kamu."

"Ada lagi yang perlu aku omongin sama kamu"

"Apa?"

"Kenapa setiap aku cerita tentang Rama kamu selalu tiba tiba ilang, tiba tiba of, terus gak ngejawab telepon aku. Rama salah apa sih ke kamu sampai kamu kayaknya benci banget kalau aku ngomongin tentang dia"

"Aku lagi males aja dengerin kamu cerita orang lain terus."

"Itu aja, yakin? kamu jujur Al sama aku. Jangan ada rahasia diantara persahabatan kita!"

Al terdiam dan Al meyakinkan Dara bahwa Al tidak apa apa. Namun Dara tetap mendesak Al agar Al mau berkata apa adanya sesuai apa yang ada dihati dan pikiran Al. Akhirnya Al berpikir mungkin ini saatnya dia jujur pada Dara.

"Al?"

"Sebenernya, aku sayang kamu lebih dari sekedar sahabat. Maaf Ra harusnya aku gak punya perasaan ini ke kamu. Aku tahu kita ini sahabat dan seberapa dekat pun kita, kita gak akan pernah lebih dari sekedar sahabat. Tapi aku cape kalau terus kayak gini. Mikirin kamu yang lagi mikirin orang lain, perjuangin kamu yang kamu sendiri perjuangin orang lain, perhatian sama kamu sedangkan kamu perhatian sama orang lain."

"Gila ya kamu.kok bisa? Kita udah lama deket. Dan aku juga udah nganggep kamu sahabat aku sendiri. Sekarang kamu malah kaya gini, itu sama aja kamu ngancurin persahabatan kita Al!"

"Maapin aku Ra"

"Aku gak mau lihat kamu lagi."

Dara pergi meninggalkan Al,Al tidak pernah menyesal menyatakan perasaan yang sebenarnya pada Dara, walaupun sekarang Dara marah pada Al, hingga Al tidak pernah bisa melihatnya lagi. Bahkan mereka tidak pernah saling menghubungi lagi. Al tahu Dara sudah bahagia bersama yang lain. Mungkin memang harus seperti ini agar Al bisa Melupakannya. Melupakan segala kenangan indah tentang Dara. Al harap Dara baik baik saja disana.

**

Satu tahun kemudian

Pagi yang cerah, kenangan yang sudah hilang tak akan Al ingat kembali.

Al pun segera beranjak dari tempat tidurnya untuk pergi ke kampus tempat dimana segala sesuatu menjadi bahagia dan membuat ia lupa tentang masa lalu. Sudah lama Al tidak melihatnya.Dara yang telah lama pergi karena Al yang memiliki perasaan lebih padanya.

Dara, dia adalah orang yang bertahun tahun membuat Al berubah menjadi sosok yang lebih baik, dia yang telah bertahun tahun membuat senyum di wajah Al, dan air mata keluar dimatanya, dia lah yang telah membahagiakan dan melukai. Bertahun tahun lamanya Al sudah sangat mengenalnya. Sayang, manusia memang diciptakan untuk menemani kita hanya sementara.

"Al!", suara itu mengingatkan Al pada masa lalu.

"Kamu?" dengan nada heran dan wajah yang  bahagia, entah kenapa hati Al masih bergetar melihatnya.

"Kamu kok bisa ada di sini?" tanya Al.

"Aku rindu Al" jawabnya, jawaban yang bukan Al tanyakan. Al terdiam semua jadi hening."Al,aku mau kita bisa sama sama lagi."

Al tidak mengerti apa yang dia katakan, mungkin ini hanya mimpi. Al mencubit pipinya sekuat mungkin. Namun ternyata ini adalah nyata.

"Dara" merasa gugup.

"Kita bisa kembali seperti dulu kan Al?aku yakin kamu masih punya perasaan sayang kan sama aku? iya kan Al?"

"Maaf Ra, aku memang sayang sama kamu, sampai sekarang pun aku masih sayang.Tapi untuk kita seperti dulu lagi aku enggak bisa".

Dara menangis dan dia berkata "aku sayang sama kamu."

Al terdiam, Al masih terheran heran kenapa dia seperti ini.

"Aku tahu kamu menyayangi aku sebagai teman kan? Aku tahu Ra."

"Kamu salah Al, aku sayang sama kamu, seperti kamu sayang sama aku."

"Kenapa? Rama udah ninggalin kamu? Dara kamu harus ingat kadang orang yang kesepian dia tidak bisa berpikir dengan matang, ketika seseorang merasa kesepian dia pasti akan kembali ke masa lalu. Dan ketika orang tersebut tidak kesepian dia melupakan masa lalunya kembali. Aku bukan pelampiasan Ra."

"Al aku bukan orang yang seperti itu! Aku sadar kalau aku mencintai kamu, aku sayang sama kamu. Iya memang aku terlambat untuk merasakan ini semua. Tapi aku mohon kita bisa kembali lagi kan. Kita bisa saling memperbaiki. Kita bisa mulai dari nol Al".

Al memang menyanginya tapi Al tidak mau membuat dirinya sendiri sakit hati, Al memang merindukannya tapi apakah Al sebodoh ini bisa dengan gampang dia kembali ke orang yang telah menyakiti.

"Ra, untuk terakhir kalinya aku bilang aku sayang kamu,kita pasti akan pisah. Kapan pun dimana pun dan apa pun alasannya. Aku gak mau ngeliat kamu nangis kayak gini. Aku yakin kamu akan lebih bahagia sama orang lain. Kita dekat kita pasti akan pisah. Kita memulai kita pasti akan mengakhiri."

Setiap manusia tidak ada yang setia. Semua akan meninggalkan atau ditinggalkan, perpisahan pasti akan ada. Dan sekarang mungkin ini waktunya mereka berpisah. Mereka tidak bisa kembali ke masa lalu. Sekarang adalah sekarang. Lebih baik Al dan Dara berpisah sekarang daripada  saat Al dan Dara sudah sangat menyayangi nanti dan akan terlalu menyakitkan bila mereka berpisah nanti.

"Makasih banyak ya Al buat semuanya."

Akhirnya dia berlari menjauh dari Al. Al berusaha mengejarnya. Dara berlari cukup cepat hingga Al kehilangan jejaknya. Akhirnya Al memutuskan untuk pergi ke kelas.Perasaannya campur aduk. Pikirannya juga tak karuan.

Esok harinya, ketika Al sedang asyik mengobrol di kantin dengan teman temannya. Tiba tiba ada yang memanggil Al, dia adalah Aisha temannya Dara ketika di SMA. Dengan mata dan hidung yang merah dia berkata "Alvaro,Dara..."

"Dara? Kenapa Dara?" tanya Al.

"Dara, dia..dia udah enggak ada Al."  

Al heran apa maksud Aisha bicara seperti itu. Akhirnya dia menjelaskan kembali bahwa Dara telah tiada. Al hanya tertawa, menganggap bahwa itu hanyalah guyonan Aisha.

"Bercanda kamu enggak lucu Sha."

"Aku serius Al, Dara udah meninggal," Al tidak percaya, detak jantungnya semakin lemah. Telinganya tidak bisa mendengar apa pun seketika keheningan datang. "Al!" Aisha menepuk pundak Al. Alvaro tersadar dan Al mencubit pipinya sekeras mungkin. Ternyata itu bukan mimpi. Tapi Al masih tidak percaya, Al yakin ini semua bohong. Al meyakinkan dirinya bahwa Dara masih ada.

"Al, dia sebenernya sudah koma beberapa minggu yang lalu,aku tahu itu dari saudaranya Dara."

Kali ini Al benar benar kesal pada dirinya sendiri, ia memukuli tembok putih yang ada didepannya.

"Sha, ini bohongkan?" sambil menangis Al terduduk tak berdaya.

"Kemarin dia menemui aku kesini.Gak mungkin dia koma, karena kemarin dia ada disini Sha, aku lihat dan temanku juga lihat." lanjut Al.

"Al, kamu harus terima.Aku juga sedih, tapi kita harus semangat. Pasti Dara juga bakal seneng kalau kita semangat Al. Dia gak mungkin ke sini, tenangin diri kamu Al".

"Tapi Aisha,omongan Al benar. Dara kemarin kesini " teman Al mengiyakan pernyataan Al.

 "Kok bisa yaa?" Aisha heran.

"Aku harus ke rumah sakit, Aisha tahu kan rumah sakitnya dimana?."

"Iya Al, aku tahu."

"Aku mau pergi kalau kamu gak mau ikut, alamatnya aku minta."

Akhirnya Aisha ikut bersama Al.Lagi pula Aisha juga ingin bertemu dengan sahabatnya untuk terakhir kali. Mereka bergegas pergi ke rumah sakit Hasan Sadikin.

Ketika masuk ke ruangan semua masih terisak haru.Orang  tua, saudara Dara semua menangis di ruangan itu sambil menatap Dara yang sudah ditutupi kain. Al langsung menghampiri Dara. Al tidak menyangka Dara secepat ini pergi meninggalkannya. Padahal,kemarin dia menghampiri Al. Dan sekarang Dara malah meninggalkannya.Al melampiaskan semua kekesalan, kesesalan, kesedihan yang ada dalam hatinya. Al bilang Al mencintainya dan Al harap dia bisa kembali lagi.

"Jangan terbaring dan hanya terdiam saja! aku menyayangimu Ra, aku mohon jangan pergi.Aku masih ingin melihat kamu bahagia."

Al tidak tahu apa yang harus ia perbuat agar Dara bisa kembali. Andai waktu bisa terulang kembali. Ingin rasanya dia dan Dara kembali seperti dulu. Al tak akan menyianyiakannya. Al akan menjaganya.Tapi semua itu tidak bisa menjadi kenyataan. Semua berakhir begitu saja, Al dan Dara sudah berpisah. Kini perpisahan yang sebenarnya telah tiba.

"Seperti tetesan hujan
Yang menghujam bumi tanpa dulu menyapa angin menyapa awan.
Ia datang lalu pergi, tanpa pamit."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun