"Eh Rav, biasa lah lagi banyak tugas. Jadi suka bingung gitu mau ngerjain yang mana dulu,"jawab Al
"Ah ada ada aja kamu Al.Dipikirin iya ujung ujungnya dikerjain engga. Malah nyontek iya"
"hahaha  bisa aja kamu Rav"
"Mereka bahagia gitu yaa " sambil memandang Dara dan Melvin
Aku hanya tersenyum tipis
"Pernah denger ga? Fiersa Besari pernah bilang kalau seberjuang apa pun kita, kita bakalan kalah sama yang menyatakan atau yang mengungkapkan." lanjutnya. "Aku saranin ya Al. Kalau misalkan kamu punya perasaan sama seseorang. Mending kamu nyatain aja gimana perasaan kamu sebenarnya. Jangan dipendem,lama lama luka nya makin dalam."
"Aku pergi dulu ya Rav, ada urusan"
Entah kenapa kali ini omongan Rava terngiang ngiang di telinga dan pikiran Al. Kata katanya seakan memotivasi Al untuk mengakhiri cinta diam diam ini. Muak rasanya jika harus terus memendam.Dara tidak akan pernah tahu dan mengerti jika Al tak pernah menyatakan perasaannya. Tapi Al bingung bagaimana bisa Al memberitahu dia tentang perasaan ini, sedangkan Al telah lama menjadi sahabatnya Dara. Dan Al yakin jika Al mengungkapkan ini semua, hubungan persahabatannya  akan hancur. Alvaro tidak mau menyatakannya, lebih baik Al memendam saja. Toh Al juga bisa dekat dengannya dan bisa menjaganya walau Dara tidak akan pernah mengerti tentang sikap Al kepada Dara.
Akhirnya bel pulang sekolah berbunyi dan Al pun bergegas pulang. Al melihat Dara di gerbang menunggu angkutan umum
"Woy" sapa Al,"mau pulang bareng ga?"
"Gaperlu aku naik ojek aja"