Karena gap imajinasi ini juga beberapa kalangan umat Islam di Indonesia menganggap bahwa Khilafah adalah sistem umat Islam. Padahal Arab Saudi yang dikenal puritan pun, menolak diterapkannya sistem Khilafah.
Baca juga;
Sisi Lain Pentingnya Suami atau Mahram Perempuan Dalam Kehidupan Sosial Masyarakat Arab Saudi
Berdasar gap imajinasi inil juga banyak pandangan politik yang membedakan antara Islam Indonesia dan Islam Timur Tengah.
Dikatakan bahwa karakter Islam Indonesia itu berwatak damai. Berbeda dengan Islam Timur Tengah yang keras dan dipenuhi dengan perang. Sehingga muncul ejekan untuk tidak mengimport Islam Timur Tengah ke Indonesia.
Padahal bila yang bersangkutan juga memakai gap imajinasi, maka yang bersangkutan juga akan menyadari adanya gap imajinasi dalam pandangan tersebut.
Baca juga;
Memahami Mega Proyek Neom dan New Kabah Arab Saudi Melalui Total Football BelandaÂ
Karena bagi yang pernah mukim di Timur Tengah atau mengkaji wilayah ini, mesti merasakan bahwa instabilitas kawasan ini disebabkan dua hal. Kolonialisme Barat dan hegemoni Amerika pasca Perang Dunia.
Karenanya kita akan menemukan kegetiran ketika mendengar ucapan orang Indonesia yang mengatakan bahwa Islam Timur Tengah adalah Islam perang. Di satu sisi yang menyebabkan instabilitas di Timur Tengah adalah Amerika dan negara Barat, di sisi lain penudingnya adalah sarjana lulusan Barat dan Amerika.
Jadi secara politik, Islam memang pernah jaya. Menjadi rujukan dunia selama sekian abad. Namun bukan berarti tidak ada problem yang mesti dikoreksi.