Tetapi diantaranya yang mencuat mungkin pertentangan antara agama dan humanisme itu sendiri. Film ini seolah menjadi gambaran kenapa di negara-negara Barat seperti Inggris, pertentangan antara Humanisme dan Agama begitu sangat kuat. Bila menelusuri ke Indonesia, kita juga jadi faham kenapa para intelektual muslim seperti alm Tjokro, Nurcholish Madjid dll, berkali-kali mengingatkan tentang agama dan humanisme yang tidak bertentangan.
Tetapi diluar itu semua, identitas Katholik yang dimunculkan dalam film ini, hendaknya dimaknai Katholik sebagai representasi agama bukan Katholik itu sendiri.Â
Karena film ini berdasar kisah nyata di Inggris yang mayoritas penduduknya Katholik. Saya relatif yakin bila di daerah lain pun ada kisah yang serupa dengan agama yang berbeda. Karenanya film ini pada dasarnya bukan kritik terhadap Katholik, tetapi pengingatan terhadap orang-orang yang mengaku beragama.