Mohon tunggu...
Ikwan Setiawan
Ikwan Setiawan Mohon Tunggu... Dosen - Kelahiran Lamongan, 26 Juni 1978. Saat ini aktif melakukan penelitian dan pendampingan seni budaya selain mengajar di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Dosen dan Peneliti di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Rusofobia, Melanggengkan Ketakutan dan Kebencian Barat terhadap Rusia

22 Maret 2022   20:58 Diperbarui: 23 Maret 2022   08:56 852
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurutnya, dengan menginvasi Ukraina, Putin melanggar konsep dasar kedaulatan dan penentuan nasib sendiri di mana negara-negara hidup berdampingan.  Apalagi serangan ini melibatkan kekuasaan negara. Putinisme memerintahkan persenjataan nuklir dan militer yang luas. 

Apa yang menarik adalah Freedland begitu yakin menegaskan bahwa tindakan yang dilakukan AS dan sekutunya merupakan "perang melawan teror", khususnya terhadap organisasi dan negara yang dianggap berpotensi melancarkan teror.  Sementara, Putin maju diposisikan "secara perlahan mencekik demokrasi bayi Rusia di dalam negeri dan mengasah metodenya di luar negeri." 

Untuk memperkuat argumennya, ia memberi contoh "perampasan tanah" di Georgia pada 2008, "penyitaan" Krimea pada 2014, kehancuran yang tidak disengaja yang ditimbulkan di Suriah, yang dilakukan dengan cara pemukulan tanpa belas kasihan yang sama yang dia lakukan di Chechnya. Invasi Putin ke Ukraina tidak muncul begitu saja.

Mari kita telaah ucapan Freedland terkait perang melawan teror. Memang pasca serangan 9/11 dengan alasan memerangi teror AS dan sekutunya melakukan serangan ofensif ke negara-negara Timur Tengah. Tragisnya, ia menenmpatkan perang tersebut sebagai sesuatu yang normal karena dilegitimasi kepentingan dan keamanan AS dan sekutunya, termasuk Inggris, yang terancam, tanpa menghiraukan berapa nyawa manusia yang dibunuh oleh tentara Barat. 

Dengan mengabaikan tragedi kemanusiaan berupa pembunuhan terhadap manusia di Timur Tengah dan semata-mata mengingatkan ancamana Putinisme, Freedland secara sengaja mengkonstruksi Rusia sebagai kekuatan superjahat yang bisa melakukan tindakan keji dan biadab untuk Eropa dan dunia.

Yang lebih kentara lagi adalah bagaimana pernyataanya permasalahan di Georgia, Krimea, Checnya, dan Suriah secara sepihak, mengikuti logika stereotip elit pemerintahan Barat sembari mengabaikan temuan-temuan lain berbasis data di lapangan. Sejarah keterlibatan Rusia di negara-negara tersebut dianggap menjadi bukti historis bahwa tindakan Rusia di Ukraina merupakan keberlanjutan ekspansi dan ancaman. 

Freedland sengaja menutup mata atas bermacam penjelasan yang sudah banyak beredar terkait kasus di ketiga wilayah tersebut. Krimea, misalnya, memilih kembali ke Rusia melalui mekanisme politik yang sah. Namun, bagi Freedland, fakta tersebut perlu diabaikan karena ia memang ingin membuat fondasi historis atas serangan Rusia ke Ukraina.

HILANGNYA KESEIMBANGAN DAN MELUASNYA RUSOFOBIA

Menanggapi banyaknya jurnalis Barat yang menggunakan cara berpikir "Rusia pasti salah", Mettan mengajukan pertanyaan: "apakah kita seimbang ketika membicarakan Rusia?"

Melalui pertanyaan itu, Mettan  mengajak elit politik, intelektual, dan jurnalis Barat untuk bertanya kekpada diri mereka sendiri tanpa henti. Itu bukan dimaksudkan untuk memaafkan tindakan keji yang dilakukan Rusia, tetapi untuk mengontekstualisasikan tindakan Rusia terhadap tindakan Barat, bahwa Rusia sama seperti Barat, tidak lebih baik atau lebih buruk. 

Memang, kejahatan tidak dapat dibenarkan oleh kejahatan lain, tetapi untuk memahami dan mengingat kesalahan sendiri sebelum mengkritik pihak lain, tentu tidak ada salahnya.

Barat selalu memproyeksikan kekejiannya sendiri ke Rusia tanpa pernah mengakui atau mungkin bahkan tanpa menyadari bahwa masalah sebenarnya adalah bahwa Barat tidak pernah mempertanyakan tuduhan klise dan pembacaan bias terhadap Rusia. Akibat kurangnya keinginan untuk memahami, Barat "mengukur" Rusia dengan ukurannya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun