Mohon tunggu...
Ikwan Setiawan
Ikwan Setiawan Mohon Tunggu... Dosen - Kelahiran Lamongan, 26 Juni 1978. Saat ini aktif melakukan penelitian dan pendampingan seni budaya selain mengajar di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Dosen dan Peneliti di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

Musik Banyuwangian di Era Pasar: Melow-isme di Ruang Lokal

13 Januari 2022   05:00 Diperbarui: 8 Maret 2022   21:14 4051
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cover VCD Patrol Orkestra Banyuwangi (POB). Dok. argamisu.blogspot.com

Dalam kehidupan sehari-hari, sebenarnya sangat biasa, seorang perempuan menyandarkan kepalanya di kerangka kayu sembari menunggu suami atau anak-anaknya. Maka, ketika Yon's dan Catur menggunakannya dalam lagu untuk menggambarkan kesetiaan menunggu seorang perempuan terhadap tunangannya, pendengar seperti merasakan diri mereka menjadi pelaku dari peristiwa yang sedang berlangsung dalam lagu.

Penggunaan diksi yang sangat me-lokal, menjadi kekuatan lagu Semebyar karena bisa mengajak pendengar ke sebuah dunia yang sebenarnya biasa mereka jalani, alami, dan rasakan, tetapi mungkin sudah sangat jarang mereka perhatikan. Kehidupan modern menjadikan banyak orang mulai melupakan pesona dunia, termasuk konsep dan istilah lokal, khususnya mereka yang berada di wilayah metropolitan. 

Bukan berarti masyarakat yang tinggal di kota kabupaten, kecamatan, ataupun desa masih menjalankan sepenuhnya nilai budaya ataupun menguasai istilah-istilah lokal. Maka, dengan memunculkan istilah-istilah khas Using, Yon's mencoba untuk terus menegosiasikan kekayaan linguistik dan makna kepada para penggemarnya. 

Mengusung tema-tema cinta yang semakin melow dan melas adalah kekuatan diskursif yang dimainkan oleh para pencipta lagu Banyuwangi di era 2000-an. Cinta dalam warna lokal dengan diksi Using yang sangat spesifik mampu meresap ke dalam batin para penggemar musik. 

Dalam makna gaul, melow  merupakan kondisi hati yang dialami seseorang, biasanya ditandai dengan rasa sedih, sedih, sendu, sayu, dan tidak berbahagia. Mereka yang berada dalam kondisi melow biasanya akan mudah terbawa perasaan (baper) dan sangat sensitif (https://sumsel.tribunnews.com/2021/02/27/apa-itu-melow-istilah-populer-yang-membuat-perasaan-seseorang-jadi-lebih-sensitif).

Tidak mengherankan, populeritas Semebyar segera menjadi acuan bagi pencipta-pencipta lagu lain untuk membuat karya yang memiliki kemiripan tema maupun atmosfer yang dibangun di dalam lagu-lagu mereka. Dalam sistem industri budaya, trend booming menjadi kekuatan sekaligus kelemahan. 

Bisa menjadi kekuatan karena para pencipta lagu tidak perlu susah-susah menciptakan formula tematik dalam lirik-lirik mereka. Sudah ada struktur lirik dan formula tematik baku seperti Semebyar yang terbukti mampu mendongkrak pemasaran sebuah lagu. Hal ini terjadi sudah berlangsung lama dalam industri budaya di tingkat pusat. 

Banyak lagu pop Indonesia yang memiliki kesamaan tematik dan atmosfer. Banyak film bertema cinta yang dalam struktur naratif memiliki kesamaan atau kemiripan. Ketika film Ada Apa Dengan Cinta menjadi box office, misalnya, puluhan film bertema serupa diproduksi. 

Namun, praktik tersebut bisa menjadi kelemahaman karena akan muncul kecenderungan bosan dari para penggemar. Kenyataan ini bisa dilihat dari banyaknya lagu Banyuwangi yang tidak bisa booming di pasaran karena bersifat mengekor ketenaran Semebyar. 

Artinya, tema cinta yang semakin melas dan melo belum tentu menjadi formula yang selalu bisa mendulang sukses. Dalam kondisi demikian, seorang pencipta lagu dituntut untuk semakin kreatif dalam memainkan isu-isu cinta di ranah lokal agar lagunya bisa meledak di pasaran.

Salah satu lagu yang memperoleh populeritas pasca booming Semebyar adalah  Duwe Tah Using, karya Yon’s DD. Lagu ini menceritakan perasaan melas seorang lelaki karena harus menyaksikan orang yang dicintainya menikah dengan lelaki lain dan sudah menggendong anak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun