Mohon tunggu...
dedi s. asikin
dedi s. asikin Mohon Tunggu... Editor - hobi menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

menulis sejak usia muda

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tiga Wartawan yang "Kecelakaan"

4 November 2021   10:16 Diperbarui: 4 November 2021   10:21 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yusuf Kalla mantan wakil presiden RI mengagumi JO sebagai wartawan yang santun. JO/Kompas tetap suka mengkritik, tapi dengan bahasa yang santun. "Dipukul rasa dirangkul", kata Kalla yang mengaku 40 tahun kenal dan bersahabat dengan JO.

Sebagai seorang wartawan saya berpendapat  bahwa keberhasilan JO mengelola Kompas adalah berkat doktrin jurnalistik yang dikembangkannya yaitu "Jurnalistik makna".

Jurnalistik makna adalah jurnalistik yang tidak hanya memberitakan fakta dan peristiwa saja. Tetapi berita yang mengabarkan sebab dan akibat fakta dan peristiwa itu.

Saya mencoba menafsirkan ajaran Mbah wartawan itu dengan apa yang banyak disebut orang tentang berita kini, yaitu berita yang depth dan comprehensif reporting berita yang dalam dan lengkap serta both cover side, berita yang berimbang , yang tidak memihak.

Di tangan JO, Kompas menjadi mesin pencetak uang. Dari hari ke hari "dollar Cibaduyut" itu mengalir deras bagai air bah.

Tidak bisa tidak JO harus mengembangkan uang itu ke sektor usaha lain. Setelah sektor media dan toko buku raksasa Gramedia,  usaha lain pun mulai dirambah. Ada perhotelan dengan trade mark SANTIKA.

Ada Real estate dibawah nama PT Permata Media Land, pabrik kertas melalui PT Graha Kerindo Utama, travel dan wisata dengan PT Ina Media Wisata Mas dan beberapa usaha lainnya.

Semua hasil usaha itu telah menempatkan JO dalam deretan ke 23 orang terkaya di Indonesia versi Asian Media International and Communication Centre tahun 2018. Kekayaannya mencapai $1,65 miliar atau setara 24,25 triliun rupiah.

Sekarang suhu jurnalistik Indonesia itu telah tiada. Laki laki kelahiran Magelang tanggal 27 September 1931 itu telah dipanggil pulang oleh sang Pencipta tanggal 9 September 2020 (dalam usia 89) tahun.

Para karyawan perusahaan dan orang orang dekatnya memandang JO sebagai seorang boss yang selalu santun.

Berkata lembut dan menganggap semua orang berderajat sama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun