Tiga besar koran Nasional waktu itu adalah Kompas , Poskota dan Sinar Harapan.
Meski saya tak mendapatkan angka kekayaan Harmoko tapi saya yakin dia kaya tersebab pekerjaannya sebagai wartawan. Tahun 1980, ia sudah punya pabrik kertas sendiri di Sadang Purwakarta.Â
Dari pabrik itulah dipasok bahan baku Poskota dan harian Terbit yang tak lain adalah saudara kandung Poskota. Di sana pula bung Moko menanam berbagai jenis tanaman palawija di atas lahan cukup  luas dipinggiran pabrik.
Kesan saya terhadap wartawan yang satu ini, pekerja keras, supel dan pandai membangun komunikasi. Dan  modal dasar ini yang membuat Presiden Suharto kesengsem.
Diangkatlah dia jadi Mentri Penerangan. Hampir 15 tahun lho. Bukan main. Subhanallah.
Si pencipta program klompencapir (kelompok pendengaran, pembaca dan pirsawan) itu kini telah mendahului kita meninggalkan dunia fana ini.
Almarhum melepas nafas akhir tanggal 4 Juli 2021.
Kini kendali perusahaan kabarnya dipegang putranya Dimas Azisoko.
Membandingkan jalan hidup Dahlan Iskan ketika masih kecil hingga remaja dengan masa dewasa sampai tuanya sangatlah kontras. Kontradiksi bagai, hitam dan putih siang dan malam, gelap dan terang.
Waktu kecil DI hidup susah. Termasuk katagori miskin malah.