Mohon tunggu...
dedi s. asikin
dedi s. asikin Mohon Tunggu... Editor - hobi menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

menulis sejak usia muda

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tiga Wartawan yang "Kecelakaan"

4 November 2021   10:16 Diperbarui: 4 November 2021   10:21 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jawa Pos waktu dijual pemiliknya The Chung Shen tirasnya tinggal 6 ribu exemplar dan sudah kelepar kelepar , mau melepas nyawa .

Ternyata mampu bangkit kembali ditangan dingin dan pekerja keras seorang Dahlan Iskan.

Dalam waktu 3 tahun JP sudah terbit dengan oplag 300 ribu.

Luar biasa.

Selain faktor rezeki dan takdir, DI memang seorang pekerja keras dan super disiplin.

Benar kata Rosul bahwa takdir itu harus didampingi ihktiar dan doa. Baru takdir seolah  diturunkan Allah. Padahal sebenarnya takdir itu sudah ditulis dalam ummul kitaab di Yaumal Mahfud . Tetapi tidak menghilangkan kewajiban manusia untuk ikhtiar dan berdoa.

Saya sempat baca buku "DAHLAN JUGA MANUSIA" karya Siti Nasyi'ah. Di sana Siti yang sempat magang dan jadi wartawan JP menuliskan bagaimana kerja kerasnya DI. 

Setiap malam DI mungkin hanya tidur 2 atau 3 jam saja. Soalnya dia pulang dari kantor jam O1.00 dan jam 05.00 sudah muncul kembali di kantor. Ikut mengawasi pembagian koran kepada agen dan loper .

Soal disiplin waduh jangan main main. Kalau diberi tugas jangan coba pulang kantor tanpa hasil.

Jawabannya pasti anda tak cocok jadi wartawan JP. Dan itu berarti dipersilahkan mundur.

Siti juga mengaku pernah dimapram pak boss. Suatu kali ia dilempari kunci mobil sambil bilang "tolong cariin mobil saya" katanya sambil ngoloyor masuk ruang kerjanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun