Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Copa America 2021, Sedikit Kontestan tapi Banyak Cerita

23 Juni 2021   13:13 Diperbarui: 24 Juni 2021   04:30 897
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selebrasi Neymar dan Richarlison. Sumber: AFP/CARL DE SOUZA/via Kompas.com

Copa America 2021 hanya diikuti 10 negara. Padahal, jika merujuk pada keterangan di Wikipedia, turnamen ini bisa diikuti 12 hingga 16 kontestan.

Meski begitu, turnamen ini tetap menghadirkan banyak cerita. Terutama pada beberapa tim nasional yang punya rekam jejak bagus.

Brasil tentu adalah tim pertama yang patut dibahas terlebih dahulu. Mereka adalah tuan rumah Copa America 2021.

Tim nasional yang dilatih oleh Tite ini merupakan juara bertahan dengan koleksi 9 gelar. Gelar terakhir direngkuh 2 tahun lalu, yaitu 2019.

Brasil kala itu bertindak sebagai tuan rumah. Ini artinya, Brasil sukses mengobati luka pada Piala Dunia 2014 ketika mereka menjadi tuan rumah, namun dipermalukan Jerman di semifinal.

Kini, Brasil bisa dibilang sedang menikmati kematangan timnya. Karena, skuad Brasil merupakan kolaborasi pemain alumnus Piala Dunia 2014 dan pemain masa depan Brasil untuk Piala Dunia 2022 dan selanjutnya.

Di sana masih ada Thiago Silva dan Neymar Jr., dua pemain yang kemudian disusul oleh Alisson Becker, Ederson Moraes, Danilo, Alex Sandro, Gabriel Barbosa, Richarlison, hingga Gabriel Jesus. Diantaranya, mereka bahkan sudah menjadi bagian skuad juara Copa America 2019.

Brasil juara Copa America 2019. Sumber: AFP/CARL DE SOUZA/via Kompas.com
Brasil juara Copa America 2019. Sumber: AFP/CARL DE SOUZA/via Kompas.com
Artinya, skuad ini adalah skuad juara. Mereka juga kembali menjadi tuan rumah walau tanpa penonton di tribun. Tetapi, mereka pasti punya semangat yang berbeda dibandingkan kontestan lain.

Menariknya, tim ini bisa dibilang berangkat dengan skuad yang berisi pemain-pemain penting di klubnya masing-masing. Mereka juga punya kelebihan khas pemain Brasil, yaitu keterampilan individu.

Itu yang membuat permainan Brasil bisa dikatakan komplet. Bermain secara kolektif bisa, secara individual juga bisa.

Ini dapat dilihat dari bagaimana mereka memenangkan dua laga awal di grup B (saat tulisan ini dibuat). Ketajaman di lini depan dan pertahanan solid membuat mereka menjadi tim tersubur dengan 7 gol dan belum kebobolan.

Lewat catatan itu dan permainan mereka dalam dua laga tersebut, Brasil masih berpeluang besar untuk kembali juara Copa America. Lalu, siapa yang bisa jadi lawan sepadan mereka?

Tentu saja, Argentina. Tim nasional pemilik 14 gelar Copa America ini masih bisa dikatakan tim kuat di jagat Amerika Selatan.

Sampai sejauh ini, Timnas Argentina masih penasaran dengan gelar juara bersama pemain bintang terbaiknya, Lionel Messi. Tetapi, itu tidak menyurutkan misi mereka untuk membuat regenerasi pada skuadnya.

Messi kini sudah berusia 33 tahun (saat tulisan ini dibuat), dan dia harus bermain dengan pemain-pemain yang lebih muda dan masih mengandalkan potensi. Beruntung, beberapa rekan seangkatannya masih ada dan memang masih berada di kualitas yang mumpuni.

Seperti Sergio Aguero, Nicolas Otamendi, dan Angel Di Maria. Mereka bahu-membahu membimbing para pemain muda seperti Giovani Lo Celso, Rodrigo De Paul, hingga Lautaro Martinez.

Bahkan, sebenarnya Argentina punya pemain muda terbaik lainnya, yaitu Paulo Dybala. Namun, sayangnya dalam karier profesionalnya di klub, dia sering berada di lingkaran drama.

Cedera dan persaingan dalam skuad Juventus membuat Dybala musim 2020/21 jarang bermain. Ini pula yang mengganggu peluang Dybala untuk turut ambil peran di Copa America.

Namun, Dybala diprediksi akan kembali memperkuat timnas kala Piala Dunia 2022 di Qatar. Itu adalah misi besar Dybala untuk membantu Argentina kembali berbicara banyak dalam turnamen akbar tersebut.

Dybala juga diprediksi dapat cepat menyetel dengan tim, karena rekan-rekannya sekarang banyak yang seusianya. Dari lini penjaga gawang sampai lini penyerang, banyak pemain yang masih di pertengahan 20-an tahun.

Artinya, komunikasi dan kerjasama diprediksi tidak akan mengalami kendala. Bahkan, Lionel Messi juga sudah menunjukkan bahwa dirinya bukan lagi satu-satunya penggerak permainan tim.

Daftar pemain muda Argentina untuk Copa America 2021. Sumber daftar pemain: diolah dari Wikipedia oleh Deddy Husein S.
Daftar pemain muda Argentina untuk Copa America 2021. Sumber daftar pemain: diolah dari Wikipedia oleh Deddy Husein S.
Itu sudah cukup terlihat dalam tiga pertandingan yang dilakoni Argentina di Copa America 2021. Memang, Messi masih terlihat berperan penting dalam proses terjadinya peluang dan gol. Tetapi, secara keseluruhan, permainan Argentina lebih melibatkan banyak pemain.

Lo Celso, De Paul, Leandro Paredes, hingga Guido Rodriguez adalah pemain-pemain yang punya peran untuk menggerakkan lini tengah. Begitu juga dalam membantu lini serang, masih ada Angel Di Maria dan Alejandro 'Papu' Gomez untuk membantu Messi bermain lebih tak terkawal.

Papu Gomez memang terkesan terlambat bergabung dengan timnas, namun peran dan kualitasnya cukup cepat menyetel ke dalam permainan Argentina, terutama di laga melawan Paraguay. Ini menjadi bukti, bahwa Argentina bisa memberikan kejutan dengan pemain-pemainnya selain Messi.

Argentina juga punya semacam antitesis dengan Brasil. Jika Brasil punya agresivitas di lini serang, maka Argentina punya agresivitas di lini tengah.

Kekuatan Argentina selama bertarung di Copa America sangat mengandalkan kekuatan lini tengahnya. Bukan karena lini depannya minim mencetak gol, tetapi karena di sinilah Argentina bisa mendikte permainan lawan.

Mereka bisa menaikkan dan menurunkan tempo permainan lewat kekuatan di lini tengah. Itu yang sedikit kurang terlihat di Brasil.

Brasil memang juga bisa bermain menguasai keadaan, tetapi mereka punya kecenderungan bermain praktis. Sentuhan bola biasanya dikontrol oleh lini belakang dan lini serang.

Keberadaan Silva dan Neymar di dua posisi itu memang punya andil, tetapi yang cukup patut disorot adalah penyambung bola antardua lini tersebut. Penyambungnya adalah fullback.

Ini yang membuat permainan Brasil terlihat lebih agresif, karena mereka melibat lini tengah hanya untuk yang sangat penting. Namun untuk intensitas, mereka lebih suka menggerakkan dua sisi sayapnya.

Perbedaan inilah yang kemudian bisa membumbui harapan terwujudnya pertemuan Brasil dengan Argentina di final. Karena, kita perlu tahu strategi mana yang lebih mematikan.

Sejauh ini, keduanya memang bisa dikatakan berhasil mematikan lawannya masing-masing dengan ciri permainan mereka. Maka dari itu, patut ditunggu partai yang dapat memanggungkan dua tim hebat ini.

Tetapi, apakah Copa America tahun ini hanya dimiliki dua tim tersebut?

Tentu saja tidak. Masih ada beberapa tim besar yang masih cukup bisa dinantikan sepak terjangnya hingga di fase gugur.

Ada Uruguay, yang sudah 15 kali mengangkat trofi turnamen ini. Mereka juga masih mempunyai banyak pemain penting, seperti Fernando Muslera, Diego Godin, Edinson Cavani, dan Luis Suarez.

Mereka juga masih dilatih oleh Oscar Tabarez sejak 2006. Menjadi ciri keunikan Uruguay, karena dapat menyatukan banyak orang yang sama dalam kurun waktu lama.

Jelas itu bukan pekerjaan mudah. Apalagi, dewasa ini, banyak orang cenderung ingin bekerja sama dengan orang baru secara terus-menerus.

Ini sebenarnya dilakukan Uruguay secara bertahap, tidak terburu-buru, termasuk di Copa America 2021. Meskipun, terlihat kurang greget di fase grup, mereka bisa sangat berbahaya jika sudah di fase gugur. Kenapa?

Pengalaman. Faktor itulah yang akan menjadi krusial dan sangat menentukan ketika sebuah tim berada di situasi "hidup-mati".

Duel Argentina vs Uruguay di Copa America 2021 dimenangkan Argentina (1-0). Sumber: AFP/EVARISTO SA/via Kompas.com
Duel Argentina vs Uruguay di Copa America 2021 dimenangkan Argentina (1-0). Sumber: AFP/EVARISTO SA/via Kompas.com
Itulah kenapa, walaupun Uruguay terlihat kurang meyakinkan di babak grup. Mereka masih sangat patut diwaspadai oleh calon lawan di fase gugur.

Bisa saja, tim yang lebih menjanjikan seperti Brasil atau Kolombia malah tersandung ketika bertemu Uruguay. Atau, kalau kemudian mereka punya peluang kembali bertemu dengan Argentina di fase gugur, mereka bisa saja memberikan permainan yang berbeda dari sebelumnya.

Kemudian, ada Chile. Memang tim ini bisa dikatakan sebagai pembuat drama di turnamen ini.

Ketika pandemi di Brasil disebut-sebut sangat berbahaya di Amerika Selatan, mereka malah seperti ingin menunjukkan bahwa pandemi bukan masalah besar. Turnamen di tengah kepungan pandemi masih merupakan wahana untuk mereka bermain di lapangan dan di luar lapangan.

Ini yang kemudian membuat mereka malah patut dinantikan sepak terjangnya. Apakah mereka masih akan bermain totalitas seolah-olah tidak ada masalah, atau mulai terganggu dengan drama yang mereka buat sendiri.

Secara teknik, mereka masih bisa disebut sebagai tim kuat. Faktor masih banyaknya pemain senior di skuad bisa menjadi modal penting untuk mengarungi Copa America 2021.

Sama seperti Uruguay, mereka bisa saja malah merepotkan beberapa tim yang mulai mengandalkan generasi muda yang penuh potensi seperti Brasil, Argentina, dan Kolombia. Artinya, kekuatan mereka juga ada di mentalitas.

Itu yang nantinya bisa menjadi kartu As bagi Chile, jika mereka memang bisa mengatasi masalah dengan senyum keberhasilan. Atau, malah mereka terpuruk dan harus belajar dari kesalahan yang mereka buat.

Timnas Chile tersandung skandal di tengah turnamen Copa America 2021; Sumber: BUDA MENDES/GETTY IMAGES/Via Detik.com
Timnas Chile tersandung skandal di tengah turnamen Copa America 2021; Sumber: BUDA MENDES/GETTY IMAGES/Via Detik.com
Adanya pemain senior dalam tim memang seharusnya bisa menjadi tim tersebut lebih tenang, baik di dalam maupun luar stadion. Mereka harus bijaksana dalam menghadapi situasi, termasuk pandemi.

Tetapi, ini juga bisa menjadi pembelajaran mereka ke depan. Bahwa, turnamen adalah misi besar yang harus diselesaikan dulu dengan susah payah, bukan dengan sukacita yang prematur.

Selain itu, apa yang terjadi pada Chile juga bisa disebut sebagai bukti bahwa masih kurang ketatnya protokol kesehatan di area tim kontestan dalam turnamen ini. Maka, ini cukup menjawab keheranan kita ketika membaca kabar tentang terpaparnya pemain selama turnamen berlangsung.

Itu seperti yang terjadi di Euro 2020. Ketika turnamen sudah berlangsung, ternyata ada pemain yang positif Covid-19.

Memang, ini bisa saja karena faktor sudah banyaknya suporter di tribun, yang artinya interaksi sosial antarpelaku sepak bola di turnamen ini sudah cukup terbuka. Ini yang kemudian bisa menjadi kecurigaan juga kepada Copa America 2021, apakah pihak penyelenggara dan tim kontestan masih lalai atau tidak.

Harapannya, Copa America 2021 yang digelar di tengah situasi negara penyelenggara yang juga sedang tidak sepenuhnya aman dari penyebaran virus Corona, dapat berjalan sampai tuntas. Turnamen ini juga diharapkan tidak melahirkan klaster Copa America 2021 terhadap para pelakunya, terutama pemain.

Mereka nanti harus kembali ke klub dan harus mengikuti persiapan pramusim dengan klub masing-masing. Ini yang sebaiknya dipertimbangkan secara matang oleh para pelaku di turnamen ini.

Malang, 22 Juni 2021
Deddy Husein S.

Terkait: Kompas.com, 2, 3, 4, Panditfootball.com, Detik.com, CNNIndonesia.com, Goal.com, Tempo.co.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun