Dan, jika itu dilakukan di lingkungan yang masyarakatnya mengonsumsi daging babi, maka yang dilakukan suporter Barcelona itu juga termasuk membuang makanan. Daripada dibuang, lebih baik dimakan untuk mendinginkan suasana hati yang terpengaruh oleh keberadaan Luis Figo dengan jersey berbeda.
Sebenarnya saya tahu bek sayap ini karena ia bermain di Real Madrid. Selepas itu, saya sulit menemukan jejaknya. Baru beberapa tahun kemudian, saya tahu kalau Roberto Carlos ternyata bermain di klub Anzhi Makachkala.
Klub asal Rusia itu memang tiba-tiba menjadi topik perbincangan hangat masyarakat penggemar bola--termasuk di Indonesia, karena berani menggaji mahal pemainnya. Menariknya, mereka memiliki pemain kelas bintang salah satunya Roberto Carlos, sebelum diperkuat juga oleh Samuel Eto'o.
Saat di musim 2011/12, ada berita kurang bagus untuk disimak, karena terkait dengan pelemparan pisang yang bisa diartikan sebagai tindakan rasialis. Akibatnya, Roberto Carlos enggan bermain di laga tersebut.
Jika berbicara tentang rasialis, nama Balotelli seolah menjadi topik utamanya. Walau ini tentu berkonotasi negatif, alias tidak bisa diterima. Sayangnya, kejadian rasialis yang salah satunya berupa pelemparan pisang terjadi pada tahun 2012, ketika pertandingan penyisihan grup di Euro.
Suporter Kroasia dikabarkan ingin menjatuhkan mental Balotelli yang memang saat itu masih bisa dianggap pemain bagus dan harapan Timnas Italia. Tetapi, sayangnya perundungan ras itu seperti bukan akhir bagi Balotelli hingga kini. Memprihatinkan.
Selain Balotelli, pemain yang tidak jarang mendapatkan siulan dan perundungan dari suporter lawan adalah Dani Alves. Salah satu bentuknya juga berupa pisang.
Uniknya, Dani Alves lebih santai dalam menanggapi pelemparan pisang itu dengan cara memakan pisang yang dilemparkan oleh suporter Villareal. Lumayan, saat sedang mengerahkan banyak energi, ternyata ada yang memberikan sebatang pisang.