Jadi, partai lain juga bisa ikut pemilu.
Pada tahun 1988, pemilihan Parlemen baru dilakukan, dan partai Najibullah, PDPA memenangkan pemilihan. Najibullah bisa mempertahankan kekuasaannya.
Pada tahun 1990, Afghanistan dinyatakan sebagai Republik Islam. Semua referensi ke Komunisme dihapus. Najibullah mencoba menenangkan orang-orang konservatif religius di negara itu. Sehingga bisa tercipta perdamaian di sana.
Najibullah juga mencoba memasukkan Bantuan Asing ke Afghanistan dan memulai investasi swasta.
Tapi meskipun melakukan begitu banyak, Amerika terus memasok senjata ke Mujahidin. Kelompok Mujahidin tidak mundur sedikitpun. Mereka memboikot pemilu dan bahkan setelah semuanya, mereka berpikir bahwa Islam masih dalam bahaya.Â
Perang saudara ini terus berlanjut. Uni Soviet berusaha membantu Najibullah dengan mengirimkan bantuan asing. Tapi itu tidak membantu karena pada tahun 1991, Uni Soviet pecah sendiri, seperti yang saya saya singgung sebelumnya.Â
Pada tahun 1992, Mujahidin memenangkan perang saudara ini. Meskipun Mujahidin adalah kelompok Islamis, namun terdiri dari orang-orang dari berbagai etnis. Dan di dalamnya juga, ada banyak orang yang rakus akan kekuasaan. Pertikaian dimulai dalam kelompok Mujahidin untuk mendapatkan kekuasaan.
Akhirnya, pada tahun 1992, seseorang berkuasa dan menjadi pemimpin baru Negara Islam Afghanistan. Namanya Burhanuddin Rabbani. Dalam beberapa tahun berikutnya, musuh baru bangkit dengan nama Taliban.
Pada tahun 1996, Taliban menyingkirkan Rabbani dari kekuasaan.
Siapakah Taliban?
Dalam bahasa Pashtun, 'Taliban' berarti 'murid-murid'. Awalnya, pemimpin kelompok Taliban ini adalah Mullah Omar. Ia membentuk kelompok ini dengan 50 murid.
Seiring berjalannya waktu, beberapa pengungsi kembali ke Afghanistan dari Pakistan. Mereka kemudian menjadi bagian dari kelompok ini. Orang-orang ini bahkan lebih ekstremis religius dan lebih banyak orang sayap kanan dibandingkan dengan Mujahidin. Para pengungsi Afghanistan ini rupanya telah mempelajari ekstremisme ini di beberapa sekolah di Pakistan.