Mohon tunggu...
Dean Ruwayari
Dean Ruwayari Mohon Tunggu... Human Resources - Geopolitics Enthusiast

Belakangan doyan puisi. Tak tahu hari ini, tak tahu esok.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Kebangkitan Taliban, Krisis Afghanistan Terus Berlanjut

26 Agustus 2021   19:38 Diperbarui: 31 Agustus 2021   00:29 2221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Amerika Ronald Reagan dukuk bersama Mujahidin Afghanistan dan Pakistan pada Februari 1983. (Wikimedia Commons)

Setelah pergantian kekuasaan di AS, jutaan dolar diberikan kepada para mujahidin bahkan setelah Ronald Reagan berkuasa. Lihat foto di bawah, Reagan bersama Mujahidin. Bersama dengan CIA Amerika, ISI Pakistan, Badan Rahasia Inggris MI6, dan Arab Saudi juga mendukung Mujahidin Islam.

Presiden Amerika Ronald Reagan dukuk bersama Mujahidin Afghanistan dan Pakistan pada Februari 1983. (Wikimedia Commons)
Presiden Amerika Ronald Reagan dukuk bersama Mujahidin Afghanistan dan Pakistan pada Februari 1983. (Wikimedia Commons)

Siapakah para Mujahidin ini?

Awalnya, mereka hanya pejuang gerilya yang bertempur sambil bersembunyi di pegunungan. Mereka mendapat banyak dukungan, tidak hanya senjata tetapi bahkan rudal anti-pesawat juga tersedia untuk mereka. Saat itulah Uni Soviet mulai merasakan efek dari pertarungan tersebut.

Pada tahun 1988, Presiden Afghanistan adalah Mohammad Najibullah. Dia menandatangani kesepakatan Jenewa dengan Pakistan. 

Pada dasarnya perjanjian ini merupakan perjanjian damai, maka tidak ada negara yang akan ikut campur dalam urusan negara lain. Penjamin perjanjian damai adalah Uni Soviet dan Amerika Serikat.

AS berjanji bahwa jika Uni Soviet menarik pasukannya dari Afghanistan, maka AS akan berhenti memasok senjata ke Mujahidin.

Akhirnya, setelah 9 tahun, pada Februari 1989, Uni Soviet menarik pasukannya dari Afghanistan dan meninggalkan negara itu.

Dan ada banyak latar belakang penarikan pasukan Uni Soviet saat itu. Uni Soviet sedang terpecah berkeping-keping.

Uni Soviet kemudian terpecah menjadi beberapa negara. Dan Rusia menjadi negara besar di antara mereka. Tapi, itu sejarah yang terpisah dari fokus saya saat ini, mari kita kembali ke Afghanistan.

Najibullah mencoba yang terbaik untuk mengakhiri konflik ini lalu mengurangi kekuatannya.

Pada tahun 1987, sebuah Konstitusi baru dibawa untuk Afghanistan. Afghanistan akan berhenti menjadi negara satu partai. Seperti negara-negara komunis lainnya saat itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun