Selain itu, kecenderungan perilaku konsumen seperti itu dapat memaksa operator jasa makanan di restoran dan hotel untuk mempertahankan pilihan menu besar dan layanan kelas atas sambil memastikan konsistensi yang sebagian besar mengarah pada pemborosan makanan.
Pengaruh Limbah Makanan
1. Hilangnya keanekaragaman hayati
Pemborosan makanan berdampak pada hilangnya keanekaragaman hayati. Untuk memaksimalkan hasil pertanian, semakin banyak petani yang menginvasi daerah liar untuk mencari lahan yang lebih subur yang menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati.Â
Alasannya adalah praktek-praktek seperti tebas bakar, penggundulan hutan, dan konversi kawasan liar menjadi lahan pertanian telah menghancurkan habitat alami burung, ikan, mamalia, dan amfibi.
Praktik pertanian seperti penanaman tunggal juga telah memperparah hilangnya keanekaragaman hayati. Pemeliharaan ternak secara massal untuk konsumsi dan penggunaan pestisida dalam produksi tanaman juga telah memberikan kontribusi signifikan terhadap polusi nitrogen, fosfor, dan kimiawi di sungai, dan perairan pesisir sehingga mempengaruhi kehidupan laut.
2. Pemborosan 1/3 dari luas lahan subur dunia
Menurut penelitian FAO, makanan yang diproduksi tetapi tidak dikonsumsi mencakup sekitar 1,4 miliar hektar lahan, yang merupakan hampir 1/3 dari lahan pertanian di planet ini.Â
Kalo mau dilihat, dunia menyia-nyiakan 30 persen dari tanah subur dunia yang dapat digunakan untuk tujuan lain yang berarti seperti misalnya penelitian lingkungan.
3. Pemborosan sumber daya air
Volume air yang digunakan dalam produksi pangan pertanian sangat besar. Oleh karena itu, jika 30 persen dari semua makanan yang diproduksi menjadi limbah, maka lebih dari 30 persen air tawar yang digunakan dalam produksi dan pengolahan makanan juga terbuang percuma.
Perkiraan yang tepat menunjukkan bahwa pemborosan makanan bertanggung jawab atas pemborosan hampir 250 kilometer kubik (km3) air. Pemborosan ini setara dengan tiga kali volume Danau Toba.Â