Alasannya sih untuk bersiap-siap menghadapi China. Tapi tahukah anda bahwa USA juga memiliki pangkalan angkatan laut di Singapura?
Port of darwin, Papua Nugini, Philipina, Singapura. Kira-kira 4 titik ini mengepung negara apa? Bukan China yang mereka kepung, tapi Indonesia! Itu sangat jelas. Silakan buka google maps anda, kalau tidak percaya. USA masih menginginkan Freeport, maka upaya militer ke Papua sudah disiapkan jauh-jauh hari, kalau perlu dengan menghancurkan Indonesia.
Tapi sebelum perang fisik, kebiasaan (dan biadabnya) militer US adalah memecah belah targetnya dengan isu-isu sensitif. Terutama yang menjadi favorit adalah isu agama, termasuk di Indonesia.
Mereka belajar dari perang Vietnam, bahwa alat perang dan kekuatan militer sehebat apa pun tidak cukup ketika harus menghadapi spirit perjuangan rakyat. Di Vietnam cuma Rambo yang menang perang. USA tidak mau kejadian seperti itu terulang.
Ketika target mereka Indonesia, mereka paham akan menghadapi perang yang membuat Rambo sekalipun lari terkencing-kencing jika menurunkan pasukan sembarangan. Jenderal V Nguyn Gip dari Vietnam konon menggunakan buku panduan perang gerilya karya Jenderal A.H. Nasution saat menghadapi Amerika.
Kalau melawan rakyat Vietnam saja mereka kalah, apalagi melawan Indonesia yang menganut sistem pertahanan rakyat semesta (Hankamrata) dan merupakan maha guru perang gerilya.
Maka artileri paling awal yang digunakan AS sebagai alat tempur adalah dunia maya. Saya mengamati sejak 2015 sangat jelas hoax terus menerus menjadi trending di masyarakat. Memanfaatkan politisi lokal yang ingin meraih kekuasaannya, hoax ini terus disiram, dipupuk dan ditumbuhkembangkan.
Ingat ancaman pembunuhan ulama?
Ingat cerita anak-anak yang diculik untuk dipanen organnya?
Belum terhitung soal kebangkitan PKI, tenaga kerja asing, pembunuhan massal dengan racun, isu sara, berbagai ketakutan dan ancaman terhadap masyarakat. Sampai-sampai tercatat awal tahun ini dalam 1 hari ada 175 hoaks yang menyebar.Â
175 dalam 1 hari!! Itu bukan angka yang sedikit.