"apa yang kau lakukan? ingat kau sudah beristri Irwan!" aku memperingatkannya tegas.
"tapi hatiku hanya untukmu."
"sudahlah, kau pulang saja. Lupakan aku, dan aku juga akan melupakanmu. Kembalilah pada Valene, jangan kau sakiti hatinya. Ia wanita yang baik."
Lalu selanjutnya kami saling mengucap kata perpisahan. Memang takdir tak ada yang tahu. Sebesar apapun cinta kami berdua, jika tak berjodo ya mau bagaiman lagi. Lagi-lagi air mataku meluncur bebas, menatap punggung lelaki yang kucintai kian menjauh dan tak terlihat. Â Ia telah pergi dengan kehidupan barunya.
"mari pulang bersama bapak nak." aku kaget saat mendapati bapak ada disini.
"tak ada orang tua yang tega membenci anaknya. Lupakan masa lalu, masa depan sudah menantimu."
Memang rumah terbaik untuk pulang adalah keluarga. Tempat paling nyaman dan aman. Semua yang bapak dan ibu lakukan semata hanya untuk kebaikanku.
                                                     -selesai-
                                                                                               dy,jombang 26/09/2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H