Demi meredam tindakan Prancis, pimpinan Perusahaan Hindia Timur Inggris tidak mau melihat Prancis mengambil wilayah rempah- rempah (yang pada saat itu dikuasai oleh Belanda) dan terbayangkan harta karun milik raja-raja yang kaya raya itu. Karena itu Komite Rahasia Perusahaan Hindia Timur Inggris memerintahkan untuk mengusir Belanda dari Jawa.Â
Untuk itu, pada 31 Agustus 1810 Dewan Perusahaan India Timur Inggris menyurati kepada Lord Minto, Gubernur Jenderal Inggris di India, yang menyatakan persetujuannya mengenai gagasan perlunya mengusir musuh dari pemukiman mereka di pulau Jawa dan dari setiap tempat lain yang mereka tempati di Perairan Timur.Â
Musuh yang dimaksud itu tidak lain adalah Prancis -- Napoleon yang telah menduduki Belanda. (Baca Anhar Gonggong, Kolonialis -- Imperialis Raffles -- Inggris VS Belanda -- Prancis Memperebutkan Jawa Nusantara : Sebuah Catatan dalam Rangka 30 Tahun Hamengku Buwono X Sebagai Sultan Gubernur DIY Yogyakarta)
Kalau begitu mengapa para petinggi Perusahaan Inggris pada akhirnya menyepakati gagasan Lord Minto, Gubernur Jenderal di India itu, Vlekke memberikan keterangannya:
"Pemerintah Britania ingin melakukan ekspedisi itu karna alasan strategis, tapi walaupun dapat mengklaim Jawa untuk tahta Britania, ia tidak tertarik menduduki pulau itu secara permanen. Karena itulah serangan itu dirancang sebagai ekspedisi penghukuman untuk mengusir musuh dari semua permukiman mereka, menghancurkan semua benteng mereka, merampas semua gudang senjata dan amunisi, demi pengembalian semua per-mukiman itu ke tangan penduduk asli"
Dengan dukungan yang demikian Lord Minto, Leyden dan Raffles dengan kekuatan yang dapat dikatakan "sangat besar" -- hampir 100 kapal dengan 12000 serdadu, berlayar dari Malaka dan pada 3 Agustus 1811, dia muncul di Batavia (Ibid., 242). Â
Sesampainya di Batavia dan dengan kekuatan yang demikian itu, Jansen, Gubernur Jenderal Belanda-Prancis yang menggantikan Daendels, tentu saja tidak dapat mengatur pasukannya untuk menghadapi kekuatan perang Lord Minto -- Inggris yang demikian besar.Â
Hingga pada akhirnya pada tanggal 18 September 1811, Jansen menyerah kepada Raffles melalui Perjanjian Tuntang wilayah Kabupaten Semarang (Perjalanan Raffles dan pasukan Inggris dari malaka hingga sampai di Batavia dapat dibaca pada buku Major William Thorn, Memoir of the Conquest of Java, Yogyakarta, Indoleterasi, 2015)
Raffles dan Keraton Yogyakarta
Digantinya Gubernur J.W Jansen (Belanda) oleh Stamford Thomas Raffles (Inggris) memberikan harapan besar bagi Hamengkubuwono II bahwa kebijakan pemerintahan maupun administrasi lebih baik ketimbang peninggalan Daendles maupun J.W Jansen.Â