Mohon tunggu...
david julianto
david julianto Mohon Tunggu... Sejarawan - Penulis/Jurnalis Amatir

Proud to be Indonesians, 1998. Sports, Reading, Traveling, i could speak english, but not fluent like english letters students or a 4 years old kid who lived at Birmingham City. Fresh Graduate Student of History Sciences.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Persepsi, Kolonialis dan Imperialis, Dijajah Inggris Lebih Baik Ketimbang Belanda?

2 Maret 2021   20:24 Diperbarui: 4 Maret 2021   20:39 1340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan alasan: "mengajar dia untuk berpikir sebaliknya itu" dalam arti untuk menunjukkan bahwa Raffles-Inggris lebih berkuasa daripada Belanda-Prancis (Napoleon) yang lebih dahulu menguasai Jawa- Yogyakarta, maka Raffles-Inggris menghukum Belanda-Prancis-Sultan Yogyakarta dengan kekerasan. 

Dan tindakan kekerasan penghukuman yang dilakukan oleh pasukan Raffles-Inggris itu telah berhasil, karena memang pasukan-pasukan Inggris memporak-porandakan kekuatan pasukan Belanda-Prancis dan Kesultanan Jawa-Yogyakarta. (Baca Anhar Gonggong, Kolonialis -- Imperialis Raffles -- Inggris VS Belanda -- Prancis Memperebutkan Jawa Nusantara : Sebuah Catatan dalam Rangka 30 Tahun Hamengku Buwono X Sebagai Sultan Gubernur DIY Yogyakarta)

Sejatinya, kita tidak bisa memberikan perbandingan baik atau buruknya dijajah antara Negara A dan Negara B, dijajah Belanda juga tidak selalu buruk, karna pada saat itu tetap adanya hubungan antara pemerintahan Belanda dengan raja-raja lokal, pembangunan jalan raya pos Anyer sampai Panarukan yang panjangnya 1000 sekitar kilometer, atau hadirnya penulis terkenal Multatuli dengan bukunya Max Havelaar, atau pada saat Jepang sebagai negara yang akhirnya memberikan kemerdekaan bagi Indonesia, meskipun juga banyak tindakan yang tidak mengenakan dari Jepang kepada Indonesia.

Referensi
Bernard H.M. Vlekke, Nusantara Sejarah Indonesia, Gramedia, Jakarta, 2018, hal. 238

G.J Resink, Bukan 350 Tahun Dijajah, Depok, Komunitas Bambu, 2013.

Major William Thorn, Memoir of the Conquest of Java, Yogyakarta, Indoleterasi, 2015.

Peter Carey, Inggris di Jawa 1811-1816, Jakarta, Kompas, 2017.

Proceeding International Symposium On Javanese Studies and Manuscript of Keraton Yogyakarta.

Tim Hannigan, Raffles dan Invasi Inggris Ke Jawa, Jakarta, Gramedia, 2017.

Penulis
Davit Yuliyanto adalah lulusan Ilmu Sejarah Universitas Sanata Dharma

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun