Hantu Jeruji mengambil sebuah sikat gigi dari laci. Sikat gigi itu suatu saat dulu, sempat dia selundupkan tanpa terlihat penjaga. Setiap hari, diasahnya gagang sikat gigi tersebut agar tepinya menjadi tajam.
Lebih baik bunuh diri saja kalau begini, pikir hantu jeruji. Didekatkannya gagang sikat gigi ke lengan, dimana urat nadi berada. Dimana seharusnya urat nadi berada. Tapi.. urat nadi itu tak diketemukannya. Dia tak lagi memiliki urat nadi. Dia kan.. hantu. Tak ada lagi darah mengalir di tubuhnya.
Hantu Jeruji tersengat.
Merasa lucu dan nyeri sekaligus. Mau gila rasanya. Bahkan hendak bunuh diri sajapun dia tak bisa.
Hantu jeruji mulai tertawa. Lalu menangis. Tertawa lagi. Menangis lagi. Makin lama makin keras.
Dari kejauhan, suara tawa bercampur tangis Hantu Jeruji itu terdengar seperti lolongan serigala yang putus asa di tengah hutan belantara yang penuh dengan dedemit dan genderuwo...
Kisah sebelumnya ada disini: Drama Kebohongan
Kisah selanjutnya di: Narcissus dan Sang Narapidana Tampan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H