Mohon tunggu...
Daun Ilalang
Daun Ilalang Mohon Tunggu... -

Life is like a rainbow. You need both the sun and the rain to make its colors appear. ~ ♫ ❤

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kerajaan Ular dan Para Pecundang

16 Oktober 2015   21:54 Diperbarui: 25 Oktober 2015   12:08 566
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bukan hanya tak mengenali siapa lawannya, tapi dia bahkan tak mengenali dirinya sendiri.

Ini makhluk yang gemar berjoget mengikuti irama dangdut dan campursari tapi demi kelihatan gaya, dimuka umum dia memutar lagu jazz...

Arwah Sun Tzu melayang ringan. Dia berputar mengamati Plato, Aristoteles, Socrates, Confucius, Epicurus, Descartes, Freud, Voltaire dan beberapa filsuf lain yang hadir di ruangan itu. Tak satupun dari mereka bersedia mengakui makhluk di kursi pesakitan itu sebagai muridnya.

Sun Tzu berputar mendekat ke arah kursi pesakitan lalu berkata padanya, " Tahukah kau, mengapa kau kalah? Sebab kau sombong . Kau pikir kau pintar, kau bahkan mengira kau makhluk paling pintar sedunia. Kau tuding lawanmu bodoh dan tak tahu apa- apa. Padahal, kau lihat kini. Lawan- lawanmu sama sekali tidak bodoh. Mereka membiarkan kau mengeluarkan semua isi kepalamu sehingga mereka mudah menyerangmu, sementara kau sama sekali tidak bisa membaca pikiran mereka, sebab selama ini mereka hemat kata- kata. Mereka cerdik, mereka membiarkanmu menganggap mereka bodoh untuk membuatmu lengah. "

Arwah Sun Tzu terbang menjauhi makhluk dengan aura gelap di kursi pesakitan itu.

Hah, pikirnya, makhluk di kursi pesakitan itu pasti tak pernah mempelajari The Art of War. Dia tak tahu apa yang selalu kukatakan, pikir Sun Tzu, " Jika kau mengenali musuh dan mengenali dirimu sendiri, kau tak akan terancam bahaya dalam seratus pertempuran. Jika kau tak mengenali musuhmu atau dirimu sendiri, kau akan terancam dalam setiap pertempuran. "

Pantas tak seorangpun dari para filsuf yang hadir di ruangan tersebut bersedia mengaku sebagai guru dari makhluk di kursi pesakitan tersebut, pikir Sun Tzu. Filsuf gadungan, makhluk itu.

***

Pada saat yang sama, di sebuah tempat yang jauh dan terasing...

Hantu Jeruji menggigil. Kamar dimana dia terkurung itu sempit, dingin, dan dia sendirian.

Untuk apa hidup seperti ini, pikirnya. Harta karunku berlimpah, aman dijaga para goblin dan naga di Gringotts. Tapi aku terkungkung jauh dari hiruk pikuk dunia seperti ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun