Mohon tunggu...
Darz Sudarsono
Darz Sudarsono Mohon Tunggu... Dosen - Nama lengkap: Sudarsono Muhammad Ihrom; Nama panggilan: Darz, Tufron; Tempat/Tanggal Lahir: Jember, 5 Juli 1966; Pendidikan Terakhir: Master, The Language and Arts Education, The Ohio State University, Columbus, USA; Pekerjaan: Dosen Senior di Prodi Pendidikan Bahasa Inggris FPBS Universitas Pendidikan Indonesia

Bio Nama lengkap: Sudarsono Muhammad Ihrom Nama panggilan: Darz, Tufron Tempat/Tanggal Lahir: Jember, 5 Juli 2020 Pendidikan Terakhir: Master, The Language and Arts Education, The Ohio State University, Columbus, USA Pekerjaan: Dosen Senior di Prodi Pendidikan Bahasa Inggris FPBS Universitas Pendidikan Indonesia Zodiak: Cancer (tapi lebih cocok Scorpio) Nomor Telepon: 082320434886 Hobby: Belajar, Membaca, Menulis, Menonton, Hiking, Travel Hal yang paling disuka: Melihat foto-foto sejarah dunia Hal yang paling dibenci: Melihat kabel-kabel semrawut dan pating slengkrah Makanan Favorit: Rendang, Gudek, Sayur asem, Pisang goreng, Gehu pedas Buah Favorit: Rujak, Sawo, Nenas, Semangka Minuman Favorit: Kopi, Bandrek, Bajigur Artis favorit: Titiek Puspa, Dian Sastro, Slamet Raharjo Warna Favorit: Biru laut Kata Mutiara: Bersyukur: Yakin semua kebutuhan dipenuhi dan setiap doa dikabulkan (Whether or not you know it!); Bersabar: Yakin janji Alloh SWT benar (Everyghing’s in store already for you!) Cewek idaman: Istri sholehah Pesan dan Kesan: Humble, Helpful, and Professional

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Prefigurasi Revolusi Industri 4 dalam Pendidikan Merdeka Belajar: "Lima Episode" Narasi Merdeka Belajar (Bagian 2)

17 April 2020   13:30 Diperbarui: 17 April 2020   13:32 2131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

...how we think about, invest in, and deploy... (control: berinteraksi dengan merenungkannya, with an eye of positivity);

...how we can use and influence the brain as... (control: mengerahkan kemampuan fikiran untuk dapat menggunakan);

...how we communicate, learn... (control: membangun unity dan kolaborasi, mencermati bersama);

...how we understand ourselves as human beings... (control: memahami diri sendiri agar bisa memahami industri);

...how we engage with the technologies... (control: berinteraksi namun berposisi mengendalikan teknologi);

...but rather we have the opportunity and even responsibility to give it structure and purpose... (control: memiliki tanggung-jawab untuk mengarahkan);

...we can take the steps to align common human values with... (control: mengelola sesuai nilai-nilai kemanusiaan);

...we have the opportunity to proactively shape... (control: menentukan wujud/bentuk industri).

Di sini poin besarnya adalah, sekali lagi, "attitude of having control of industry in terms of ways". Mengingat bahwa artikel tersebut ditulis oleh pencetus dan penggagas Revolusi Industri 4, maka kiranya bijak mencermati bagaimana penggagasnya sendiri menyikapi fenomenanya.

Bagian attitude, sebagaimana diperlihatkan metafor dalam artikel, adalah bagian penting sebuah alam pikir. Dengan tetap memandang perlu metafor-metafor yang berkembang di tengah masyarakat tentang Industri 4, apakah metafor combat, metafor movement atau growth, atau yang lainnya, penulis ingin mengadopsi metafor pemikian Prof Schwab, yakni bahwa Industri 4 adalah alat atau ways (tepatnya "ways"; alat digunakan untuk memudahkan diskusi singkat), dan bahwa revolusi industri 4 adalah revolusi alat, yaitu revolusi dalam cara-cara.

Alat dipahami sebagai perpanjangan fungsi-fungsi. Dalam konteks bahasa, alat mencerminkan model-model simbolis untuk beroperasinya fungsi-fungsi hubungan manusia dengan alam. Semakin kompleks kaidah-kaidah operasi dengan desain protokol yang panjang dan ekstra hati-hati bahasa manusia berkembang untuk menciptakan teknologi dan mesin-mesin pintar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun