Memiliki potensi (readiness, potency; to learn), tapi apakah potensi dapat berkembang?
Mau belajar (talent, capacity; to acquire), tapi apakah arah pendidikan sudah benar?
Bisa maju (craft, skill; to compete), tapi apakah mampu  menyusul (negara-negara lain)?
Kedua: commissive (and)
Memiliki potensi, dan dapat berkembang (to learn)
Mau belajar, dan pendidikan akan mengantarkan (to acquire)
Bisa maju, dan bisa menyusul (to compete)
Lepas dari konten, respon mahasiswa tersebut menarik karena menampilkan industri 4 dalam konteks perkembangan/pertumbuhun dan kemajuan. Kedua metafor ini berbeda dalam pendekatan berpikir. Metafor perkembangan dalam masyarakat kita lekat dengan common-sense dan nilai-nilai ketimuran yang menampilkan manusia dengan lingkungannya sebagai dua persona yang sama-sama eksisten dan saling melengkapi dalam dialog alam yang satu.
Metafor kemajuan, dibanding dengan perkembangan, mungkin agak belakangan tampil karena keberadaanya seiring dengan hadirnya entitas modernisme (industrialisasi) dalam pikiran manusia baru masyarakat Indonesia yang sedang membangun; oleh karenanya nuansanya berbeda.Â
Sementara perkembangan/pertumbuhan (growth) merepresentasikan keseimbangan dan kedamaian (manusia-alam), kemajuan (movement) menampakkan aura kompetisi (manusia-industri) dalam ekspresi-ekspresi seperti maju (march), mengejar ketertinggalan (pace, distance), menyusul (catch-up) dan menyamai negara-negara lain (equalize), mencapai tujuan (finish, reach an end). Yang pertama cenderung terdorong oleh motivasi "togetherness", yang kedua oleh motivasi "otherness". Kedua metafor ini memperkaya khasanah alam pikir terkait wacana industri 4 dan kehadirannya sebagai fenomena baru dalam masyarakat.
Bila kembali pada artikel Prof Schwab dan menyimak metafor yang digunakan kita juga akan mendapati metafor perkembangan/pertumbuhan dan kemajuan namun tidak dominan. Juga terdapat metafor "menguasai" namun bukan dalam artian "combat" atau "perang" melainkan dalam artian alat, atau persisnya sebagai "ways" (method). Jadi metafornya adalah "menguasai cara" (to master the ways of industry). Mari perhatikan: