"Iya" jawab salah satu diantara mereka singkat. Wajahnya diliputi penuh tanya.
"Iya Pak, saya Jurnalisme Warga Kompasiana, mau tanya-tanya soal kegiatan tadi, sekalian mau bikin peliputan," kata saya memperkenalkan diri sambil mengajak bersalaman.
"Bapak darimana? Dari Kompas?" tanya pria lain.
"Saya Darwin, jurnalis warga Kompasiana Pak, bukan Kompas. Kompasiiiaaanaa," ujar saya mengulang dengan tempo lebih lambat sekaligus panjang diiringi penekanan nada pada bagian 'iana'-nya.
"Coba tunjukkan ID-nya, saya mau lihat, kasih saya tanda pengenal"
"Lho Pak, saya jurnalis warga, mana ada kartu anggota?"
"Lho terus? Maksudnya bagaimana ini?"
"Jurnalis warga itu masyarakat biasa yang melakukan kegiatan jurnalistik"
Mendengar penjelasan saya, saya justru ditertawakan orang banyak.
"Trus apa nama media cetaknya?" kata orang yang sama.
"Ngga ada Pak, kita media online" kata saya polos.