"Ada yang disita, tapi jumlahnya gak seberapa. Kalau teman-teman lain di daerah sana (sekitar Sandi Bajra Niti Mandala) banyak yang kena. Rugi sekitar sejutaan, Mas" ujarnya pasrah.
Saya lantas menanyakan kemana arah pecalang pergi, "Katanya balik ke Banjar, Mas" jawabnya singkat.
Saya kembali memacu kendaraan mengarah ke Banjar yang dimaksud. Tetapi nihil.
Dalam pencarian tak menentu arah itu, saya bertemu dua orang pecalang yang mengendarai motor. Saya buntuti, mungkin mereka sedang berburu pedagang lain. Dugaan saya meleset, mereka justru pulang ke rumah masing-masing.
Selagi berhenti itu, saya hampiri mereka. Keduanya bilang razia telah usai. Kalau mau bisa langsung ke Banjar (lokasi Banjar-nya berbeda dengan dugaan saya). Katanya, di sana masih berkumpul aparat desa beserta aparat kepolisian. Kalau mau liputan bisa langsung ke sana.
Saya pikir belum terlambat. Saya masih bisa ambil foto bukti-bukti mercon sitaan petugas, berikut informasi penting lainnya.
Saya kembali tancap gas menuju lokasi yang dimaksud.
Berbuah Interogasi Panjang Lebar Sekaligus Diceramahi
Sampai di sana, saya langkahkan kaki dengan santai masuk ke dalam ruang kantor khusus. Di dalamnya terdapat sekitar enam orang. Ada yang sedang membuat laporan di depan komputer PC, ada juga yang mengobrol santai. Sementara di sekitar gedung kantor, terdapat banyak pecalang bertubuh gempal dan berwajah sangar sedang duduk-duduk sembari membahas suatu hal.
Menyadari kehadiran saya, mendadak suasana hening. Semua orang menghentikan apa yang sedang mereka kerjakan. Puluhan pasang mata menyorot tajam ke arah saya.
"Permisi Pak, tadi ada razia mercon ya?" tanya saya ramah diikuti senyum yang mengembang.