Mohon tunggu...
Darmawan Kristianto.S.Pd
Darmawan Kristianto.S.Pd Mohon Tunggu... Guru - Bidang Humas

Hobi saya belajar dan praktik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tugas Koneksi antar Materi Modul 2.3 - Darmawan Kristianto, S.Pd. Gr. - CGP Angkatan 7 OKU

29 Maret 2023   14:07 Diperbarui: 29 Maret 2023   14:14 521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

2.3.a.8. Koneksi Antarmateri Modul 2.3. Coaching untuk Supervisi Akademik 

A.  Tujuan Pembelajaran Khusus

CGP Mampu menyimpulkan dan menjelaskan keterkaitanmateri yang telah diperoleh dan membuat refleksi berdasarkan pemahaman yang dibangun selama belajar modul 2 dalam berbagai media.

B. Couching

Couching adalah sebuah proses kolaborasi yang berfokus pada penemuan solusi yang berasal dari dalam diri sendiri. Couching berorientasipada hasil dan secara sistematis, dimana COACH memfasilitasi peningkatan atas performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran dan pertumbuhan pribadi dari Coachee.

C. Paradigma Berfikir Couching

  • Fokus pada Coachee yang ingin dikembangkan.
  • Bersikap terbuka dan ingin tahu.
  • memiliki kesadaran diri yang kuat.
  • Mampu melihat peluang baru dan masa depan.

D. Prinsip Couching

1. Kemitraan

Dalam coaching posisi Coach tergadap Coacheenya adalah mitra. Itu artinya setara, tidak ada yang lebih tinggi maupun lebih rendah.

2. Proses Kreatif

Proses Kreatif ini dilakukan melalui percakapan yang : dua arah, memici proses berfikir coachee, memetakan dan menggali situasi coach

3. Memaksimalkan Potensi

Untuk memaksimalkan potensi dan memberdayakan rekan sejawat, percakapan perlu diakhiri dengan suatu rencana tindak lanjut yang diputuskan oleh coachee.

E. Coaching Dalam Konteks Pendidikan

1. Filosofi KHD

Proses coaching sebagai komunikasi pembelajaran antara guru dan murid, murid diberikan ruang kebebasan untuk menemukan kekuatan dirinya dan peran pendidik sebagai "among" dalam memberikan tuntunan dan memberdayakan potensi yang ada, agar murid tidak kehilangan arah, dan menemukan kekuatan dirinya tanpa membahayakan diri sendiri.

2. Sistem Among

Ing Ngarso Suntulodho, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani, menjadi semangat yang menguatkan keterampilan komunikasi guru dengan murid menggunakan pendekatan coaching. Tut Wuri Handayani menjadikan kekuatan dalam pendekatan proses coaching dengan memberdayakan semua kekuatan yang ada dalam diri murid.

F. Kompetensi Inti Couching

1. Kehadiran Penuh/Presence

Kemampuan untuk bisa hadir utuh bagi coachee, sehingga badan, pikiran, hati dapat menjadi selaras ketika melakukan praktik coaching.

2. Mendengarkan Aktif

Seorang coach yang baik akan lebih banyak mendengarkan dan lebih sedikit berbicara. Fokus dan Pusat Komunikasi adalah coachee, yakni mitra bicara.

3. Mengajukan Pertanyaan Berbobot

Pertanyaan yang diajukan dapat menggugah orang untuk berfikir, menstimulus pemikiran coachee, memunculkan hal-hal baru, mengungkapkan emosi.

G. Percakapan Berbasis Coaching dengan Alur T-I-R-T-A

T = Coach perlu mengetahui Tujuan yang hendak dicapai oleh coachee pada saat praktik coaching dilaksanakan.

I = Coach perlu menggali Identifikasi semua hal yang terjadi pada coachee.

R = Coach membantu Coachee menyusun Rencana Aksi sebagai hasil dari sesi coaching yang telah dilaksanakan.

TA = Komitmen coachee sebagai bentuk Tanggungjawab untuk melaksanakan Rencana Aksi yang telah disusun berdasarkan sesi coaching yang telah dilaksanakan.

G. Supervisi Akademik dengan Paradigma Berfikir Coaching

  • Supervisi Akademik merupakan upaya membantu guru-guru dalam mengembangkan kemampuannya untuk mencapai tujuan pembelajaran.
  • Prinsip Supervisi Akademik meliputi : Kemitraan, Konstruktif, Terencana, Reflektif, Objektif, Berkesinambungan dan Komprehenship.
  • Siklus dalam supervisi klinis pada umumnya meliputi 3 tahap: 1. Pra-Observasi 2. Observasi dan 3. Pasca Observasi.

H. Pemikiran Reflektif Terkait Pengalaman Belajar

1. Emosi Yang dirasakan

Tergugah untuk lebih giat belajar dan berlatih untuk melaksanakan praktik coaching dalam supervisi akademik.

2. Yang sudah baik dan Perlu diperbaiki

  • Mendapat Pengalaman praktik coaching langsung
  • Memperbaiki pertanyaan berbobot yang agar lebih bisa merangsang coachee menemukan solusi.

3. Implikasi Terhadap Kompetensi Diri

Menanmbah dan mengoptimalkan kekuatan diri sebagai coach bagi orang-orang di sekitar kita.

I. Analisis Untuk Implementasi Dalam Konteks CGP

Indikator :

1. Memunculkan pertanyaan kritis yang berhubungan dengan konsep materi dan menggalinya lebih jauh

  • Bagaimana penerapan coaching dalam supervisi akademik di sekolah?
  • Selama ini, supervisi akademik banyak dijadikan momok bagi guru karena hanya berfokus kepada penilaian dan bukan pengembangan diri guru. Dengan diterapkan coaching dalam supervisi akademik, tingkatan supervisor dan guru adalah mitra dan bukan lagi "atasan-bawahan" sehingga proses pengembangan diri guru akan menjadi lebih baik.

2. Mengolah materi yang dipelajari dengan pemikiran pribadi sehingga tergali wawasan (insight) baru

  • Coaching untuk supervisi akademik akan menunjang peran guru sebagai pemimpin pembelajaran yang akan mewujudkan pembelajaran yang berpihak kepada siswa sehingga siswa bisa memaksimalkan potensi yang dimilikinya. Prinsip, kompetensi, dan alur coaching jika dilakukan dengan tepat akan bisa menghasilkan komunikasi kemitraan antara coach dan coachee yang efektif sehingga bisa menghasilkan solusi-solusi dari permasalahan yang dihadapi.

3. Menganalisis tantangan yang sesuai dengan konteks asal CGP (baik tingkat sekolah maupun daerah)

  • Supervisi Akademik berprinsip kemitraan
  • Tantangan selanjutnya adalah mengubah pemikiran bahwa pihak yang terlibat dalam supervisi akademik adalah atasan dan bawahan. Namun, guru dan supervisor adalah mitra sehingga terjadi proses belajar dari kedua belah pihak. Suasana yang tercipta pun akan lebih bersahabat sehinga memudahkan guru dalam mengembangkan dirinya

4. Memunculkan alternatif solusi terhadap tantangan yang diidentifikasi

  • Menyosialisasikan konsep coaching dalam supervisi akademik kepada semua kepala sekolah dan pengawas.
  • Menyosialisasikan konsep coaching untuk supervisi akademik kepada para guru melalui seminar, webinar, KKG, MGMP, diskusi, atau kegiatan bersama lainnya.
  • Menyosialisasikan konsep coaching untuk supervisi akademik dengan berbagai media seperti poster, artikel, video, modul, dan lain-lain agar mudah diakses oleh para praktisi pendidikan.

J. Keterhubungan/Koneksi Antar Materi - Modul 2.3

Indikator :

1. Pengalaman masa lalu

Sebelumnya, saya hanya mengenal kata coach di bidang olahraga saja. Pengalaman saya dalam mengikuti supervisi akademik juga hanya sebatas untuk penilaian kinerja guru tanpa adanya pengembangan kompetensi. Tidak ada penerapan prinsip coaching di dalamnya. Supervisi akademik juga dilakukan satu tahap, yakni observasi saja tanpa adanya kegiatan pra dan pasca supervisi.

2. Penerapan di masa mendatang

Sebagai pemimpin pembelajaran, saya akan menerapkan prinsip-prinsip coaching terhadap siswa maupun pihak lain. Selain itu, prinsip-prinsip coaching sangat perlu dilaksanakan dalam supervisi akademik di sekolah sehingga supervisi tidak hanya sebatas penilaian saja, tetapi bisa mengembangkan potensi diri guru secara lebih maksimal.

3. Konsep atau praktik baik yang dilakukan dari modul lain yang telah dipelajari

a. Modul 2.1.

Di modul 2.1. saya belajar tentang pembelajaran berdiferensi yang mengakomodasi kebutuhan belajar siswa. Tujuannya adalah siswa bisa mengembangkan potensi dirinya. DI modul 2.3. ini saya mempelajari proses coaching yang juga bertujuan memaksimalkan potensi yang dimiliki coachee dalam menyelesaikan permasalahan yang dimilikinya.

b. Modul 2.2.

Di modul 2.2. saya mempelajari pembelajaran berbasis sosial dan emosional. Salah satu materinya adalah praktik mainfulness yang bisa mewujudkan kesadaran diri. Dalam kegiatan coaching, praktik mainfullness dapat diterapkan untuk mendukung kompetensi inti coaching, yakni adanya kehadiran penuh, mendengarkan aktif, dan melontarkan pertanyaan berbobot.

4. Informasi yang didapat dari orang atau sumber lain di luar bahan ajar PGP.

Coaching dalam supervisi akademik adalah salah satu usaha pembinaan kepada guru agar selalu meningkatkan kinerjanya. Coaching harus dilakukan secara konsisten di sekolah untuk membantu guru-guru terbiasa mengevaluasi diri dan mampu merefleksikan kegiatannya terutama pembelajaran di kelas kemudian menemukan alternatif pemecahan masalah untuk perbaikan yang pada akhirnya mampu membuat kegiatan pembelajaran yang berkualitas. Sumber: https://jateng.tribunnews.com/2022/04/01/meningkatkan-kompetensi-guru-dengan-coaching-supervisi-akademik

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun