Mohon tunggu...
daphnelesmana
daphnelesmana Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa S1 Farmasi

Saya adalah mahasiswa S1 Farmasi semester 3 yang aktif di berbagai kegiatan organisasi dan kepanitiaan. Saya menjabat sebagai koordinator pelatihan di lembaga pers mahasiswa, di mana saya mengelola berbagai pelatihan dan pengembangan anggota. Selain itu, saya juga mengikuti beberapa panitia lepas, yang memberikan pengalaman berharga dalam mengelola acara besar.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pandangan Agama Katolik tentang Bullying pada Kalangan Mahasiswa terhadap Kesehatan Mental

17 November 2024   00:00 Diperbarui: 7 Desember 2024   17:07 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

METODE

       Metode yang digunakan ialah metode kualitatif deskriptif yang sumber datanya diperoleh dari jurnal yang relevan. Metode ini membahas dengan menguraikan sumber data-data yang sudah diperoleh dari dokumen atau jurnal yang mengarah pada tanggapan Agama Katolik mengenai pengaruh bullying terhadap kesehatan mental mahasiswa.

HASIL DAN PEMBAHASAN

       Berdasarkan Wahani, dkk (2022), penyebab bullying terdapat beberapa faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal ini terkait dengan diri sendiri seorang individu, yakni jenis kelamin, kepribadian, sikap apatis (sikap kurangnya kepedulian dengan orang lain pada lingkungan disekitarnya), dan perilaku disruptif yang merupakan perilaku anak yang cenderung mengganggu, melakukan tindakan kekerasan, serta melawan orang lain dan aturan di sekitarnya (Yulianti, dkk, 2024).

 Umumnya, perilaku disruptif terjadi pada lingkungan yang kurang mendukung. Sebagai contoh sekolah adalah tempat dimana anak-anak mengembangkan keterampilan intelektual, psikomotorik, perilaku, dan emosional. 

Selain itu, sekolah sebagai tempat untuk berinteraksi dengan lingkungan maupun teman. Hal ini seorang individu dapat mengetahui bahwa setiap orang memiliki tipe kepribadian yang berbeda-beda. Sebagai lanjutan dari pengalaman sekolah, kampus sebagai wadah untuk mengembangkan diri dan beradaptasi dengan dinamika sosial yang lebih kompleks. 

Lingkungan kampus menentukan apakah pertumbuhan mahasiswa didukung atau dihambat. Jika lingkungan kampus tidak mendukung atau tidak menanggapi kebutuhan emosional siswa, maka dapat memperburuk risiko bullying. Lingkungan kampus yang kurang mendukung, baik dari segi fasilitas, dukungan emosional, atau koneksi sosial, dapat mendorong mahasiswa untuk berkembang secara positif dan berkontribusi secara aktif pada komunitasnya. 

Sebaliknya, lingkungan kampus yang mendukung atau sehat, mahasiwa dapat memperoleh dukungan dan interaksi sosial yang inklusif, sehingga dapat membantu membangun karakter mahasiswa yang positif untuk berkembang secara positif dan berkontribusi secara aktif di komunitasnya.

       Faktor-faktor yang berasal dari luar diri seseorang disebut faktor eksternal. Misalnya, lingkungan sekolah dan masyarakat seseorang individu. Perilaku seseorang dapat dipengaruhi oleh lingkungan sosial yang negatif, seperti kemiskinan atau status sosial ekonomi yang rendah. 

Selain itu, perundungan juga dapat disebabkan dari media sosial. Dengan kemajuan ilmu dan teknologi, informasi atau data yang ingin dicari menjadi semakin canggih, mudah, dan cepat didapatkan. Banyak tayangan di media sosial yang tidak sesuai dengan perkembangan anak, yang dapat memicu perilaku kasar yang dapat berujung bullying (Yulianti, dkk, 2024). 

Media sosial dapat memudahkan untuk memicu perilaku bullying, sehingga membuat korban terintimidasi atau terancam untuk berkembang, seperti merasa malu atau rendah diri. Oleh karena itu, penting bagi orang tua seorang individu untuk memberikan perhatian khusus kepada anak-anak mereka (Wahani, dkk, 2022).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun