Kitab suci merupakan pedoman yang harus berada bersama-sama dengan "produknya"-nya dan produk itu adalah kita (manusia). Sejak mulanya memang sudah direncanakan bahwa Kitab Suci itu harus berada bersama-sama dengan saudara, tidak boleh dipisah-pisahkan.
Baik Kitab Suci maupun diri saudara, kedua-duanya diciptakan oleh nafas Tuhan yang sama. Kitab Suci itu diberikan untuk saudara dan harus berada bersama-sama saudara. Hal ini sudah jelas merupakan rencana Tuhan.
Ketika Tuhan menempatkan manusia, ciptaan-Nya yang paling utama, di dunia ini, Tuhan tidak membiarkan manusia begitu saja tanpa suatu petunjuk dari Penciptanya. Di Taman Eden pentunjuk itu diberikan secara lisan, dengan kata-kata yang dapat didengar. Kemudian selama berabad-abad, petunjuk itu diberikan melalui persekutuan dari roh ke roh.
Dengan cara yang lain, Tuhan memberi petunjuk kepada manusia tentang bagaimana harus hidup atau bagaimana harus mati! Ialah melalui bahasa manusia yang tertulis. Dan demikianlah dalam jangka waktu lebih daripada seribu lima ratus tahun Tuhan menyebabkan sebuah buku berbentuk, buku yang ditulis oleh manusia dan diilhamkan oleh Roh Kudus -- dan maksudya ialah agar Buku ini berada "bersama-sama dengan"manusia.[2] Kita mengenalnya dengan istilah Kitab Suci.
Begitulah Kitab Suci musti kita ditempatkan "bersama-sama" dalam perjalanan kehidupan ini. Kitab Suci penuntun hidup yang sejati. Terlebih! Di tengah-tengah segala ketidakpastian kondisi dunia saat ini. Inilah cara terbaik. Kita perlu mencari petunjuk-Nya dalam Kitab Suci.
Ingatlah Kitab Suci di Gubuk!
[1] Gubuk : rumah kecil (biasanya yang kurang baik dan bersifat sementara)Â
[2] (Memahami Alkitab. Irving L. Jensen. Kalam Hidup. Bandung. Copyright 1969, The Moody Bible Institute of Chicago) buku asli Enjoy Your Bible. Seri buku Kompas. Diterjemahkan oleh: Ny. Pauline Tiendas-Iskandar
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H