Mam, rekan kerjaku, kupanggil Mam karena beliau bak seorang ibu, ia sering membimbingku dan menjadi sosok yang senantiasa mengingatkan saat aku kurang bijak.
Sungguh kehormatan bila mereka berkenan mampir ke rumah kami. Tamu-tamu kehormatan dipunghujung tahun.
Tak berapa lama, HP-ku berbunyi.
Sebuah pesan dari mam.
"Pak kami meluncur ke tempat bapak ni. "
Akhirnya, mereka tiba di rumah ku. Ku lihat jam menunjukkan pukul 13.00. sejenak aku berpikir soal agenda kunjungan mereka.
Aku rasa inilah kesempatan yang baik untuk mereka menikmati suasana kampung halamanku. Ya, terutama sawah kami yang akan sangat menarik dengan pemandangannya.
"Silahkan masuk."
"Ya beginilah gubuk kami, maklum di kampung." Sambut ibuku kepada ke-3 tamu istimewa ini.
Setelah memberi mereka kesempatan duduk, tanpa membuang waktu, aku langsung membicarakan soal agenda selama di kampungku. Maklum mereka hanya punya waktu yang terbatas. Besok mereka harus melanjutkan perjalanan ke Wonosobo. Tempat-tempat wisata terdekat atau setidaknya ikon kota kami dapat dikunjungi.
Tawaran pertama saya, "gimana kalau sekarang kita menikmati pemandagan sawah kami? Pas! Cuacanya bagus. Paling tidak untuk melepas penat, dengan pemandangan sejuk ala pedesaan.